Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُوْصُ قَدْ إِنْتِهَى وَالْوَقَائِعُ غَيْرُ مُتَنَهِيَة # صَلِحٌ لَكُلِّ زَمَان وَمَكَان

Mengenal Definisi Al Qur'an

296.web.id - Berikut adalah beberapa paparan mengenai definisi Al Qur'an secara etimologi dan terminologi.

Secara etimologi :

Al-Qur'an berasal dari kata qara-a, yaqra-u, qira'atan atau qur-anan yang berarti mengumpulkan (al-jam'u) dan menghimpun (al-dhammo) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke bagian lain secara teratur. Dikatakan al- Qur'an karena ia berisikan intisari semua kitabullah dan intisari dari ilmu pengetahuan. Sementara itu para ulama memberikan pendapat yang berbeda-beda mengenai asal kata al-Qur'an. (Lihat Abdul Djalal, Ulumul Qurun, Surabaya: Dunia Ilmu, 2000, cet, 2. hlm., 6)

Para ahli Qur'an pada umumnya berasumsi bahwa kata al- Qur'an terambil dari kata qara'a-yaqra'u-qira atan-wa qur'anan yang secara harfiyah berarti bacaan. Kata qur'an sebagaimana dijelaskan di atas sebanding dengan kata fu’lan (dari akar kata fa'ala, rujhan (dari akar kata rajaha) dan ghufran (dari kata ghafara). Al-Qur'an sendiri memuat beberapa kata Qur'an untuk makna bacaan seperti dalam surat al-Qiyamah [75] ayat 17-18 dan surat Yasin 9[36] ayat 69. (Lihat Ahmad Izami, Ulumul Qur'an Telaah Tekstualitas dan Kontekstualitas Al qur'an, Bandung, Tafakkur, 2005, cet. 1, him. 28.)

Secara terminology, beberapa pendapat ulama sebagai berikut :


  1. Imam Asy Syafi'i (150-204H/767-820M) berpendapat bahwa kata al-Qur'an dibaca tanpa hamzah (al-Quran), tidak diambil dari kata lain, tetapi ia nama khusus yang dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana kitab Injil dan Taurat dipakai untuk kitab Tuhan yang diberikan pada nabi Isa dan Musa.
  2. Al-Farra (w.207H/823M) dalam Ma'anil Qur'an menyatakan bahwa lafal al-Qur'an tidak pakai hamzah, asalnya dari kata qara 'in jamak dari qarinah, yang artinya indikator (petunjuk). Hal ini disebabkan karena sebagian ayat al-Qur'an serupa satu sama lain, maka seolah-olah sebagian ayatnya merupakan indikator dari apa yang dimaksud oleh ayat lain yang serupa.
  3. Al-Asy'ari (260-324H/873-935) berpendapat lafal al-Qur'an ditulis dan dibaca tidak pakai hamzah, diambil dari kata qarana, yang berarti menggabungkan. Hal ini disebabkan karena surat-surat dan ayat al-Qur'an dihimpun dan digabung dalam satu mushaf.
  4. Az-Zajjaj (w.311 H/928M) lafal al-Qur'an pakai hamzah (al- Qur'an) diambil dari kata al-qar 'un, dari wazan fu'lan yang berarti menghimpun. Hal ini karena al-Qur'an menghimpun intisari ajaran-ajaran dari kitab suci sebelumnya.
  5. Sementara Al-Lihyani berpendapat bahwa lafal al-Qur'an berhamzah, bentuk masdarnya diambil dari kata qara-a, yang berarti membaca, hanya saja lafal al-Qur'an ini menurutnya berbentuk masdar dengan makna isim maf'ul. Jadi al-Qur'an artinya maqru" (yang dibaca). ( H. Abdul Djalal, Uhumal Quran, Surabaya: Dunia Hımı, 2000, cet, 2. hlm., 4-5)
  6. Subhi al-Shalih juga berpendapat bahwa kata al-Qur'an sama dengan al-qiraah (Lihat Muhaimin, MA, dkk. Dimensi Dimensi Studi Islam, Surabaya: Karya Alsfitama, 1994, hlm. 87) sebagaimana dalam surat al-Qiyamah [75]: 17- 18
  7. Muhammad Salim Muhsin, dalam Tarikh al-Qur'an al-Karim menyatakan al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang tertulis dalam mushaf- mushaf dan dinukilkan/diriwayatkan kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya dipandang ibadah serta sebagai penentang (bagi yang tidak percaya) walaupun dengan surat terpendek.
  8. Abdul Wahab Khalaf mengatakan bahwa al-Qur'an sebagai firman Allah yang diturunkan melalui ruhul amin (Jibril) kepada Nabi Muhammad SAW, dengan bahasa Arab, isinya dijamin kebenarannya, dan sebagai hujjah kerasulannya. Al- Quran merupakan undang-undang bagi seluruh umat ma- nusia dan petunjuk dalam beribadah serta dipandang ibadah membacanya, yang terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan an-Nas, yang diriwayatkan pada kita dengan jalan mutawatir.
  9. Syaikh Muhammad Abduh menyatakan al-Qur'an sebagai kalam mulia yang diturunkan oleh Allah pada nabi yang paling sempurna (Muhammad Saw), ajarannya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. la merupakan sumber yang mulia yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas.
  10. Menurut Subhi al-Shalih (Shubhi al-Shaleh, Mabahits fi Ulum al-Qur'an, (Beirut: Dar al-'ilm al-Malayin, 1985), him. 10), ada tiga pendapat tentang nama al-Qur'an: (1) Imam al-Syafi'ie berpendapat bahwa lafadz al-Qur'an bukan musytaq dan bukan pula berhamzah. Lafadz itu sudah lazim digunakan untuk pengertian Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Jadi bukan berasal dari kata qa-ra-a. sebab jika demikian, tentu semua yang dibaca dinamai al-Qur'an. Nama itu khusus bagi al-Qur'an seperti halnya Taurat dan Injil. (2) Al-Farra berpendapat bahwa lafazd al-Qur'an adalah pecahan dari mustaq dari kata qarain bentuk plural dari qarinah yang berarti "kaitan", karena ayat-ayat al-Qur'an satu sama lain saling berkaitan. Karena itu jelaslah bahwa hurun "nurn" pada akhir lafadz al-Qur'an adalah huruf asli bukan tambahan huruf. (3) Al-Asy'ari berpendapat bahwa lafadz al-Qur'an adalah musytaq dari kata qarn, ia mengemukakan contoh kalimat "qam al-syai yang bermakna "gabungan atau kaitan," karena surah- surah dan ayat-ayat saling berkait dan bergabung. (Lihat Amroeni Drajat, Ulumul Qur'an Pengantar Ilmu-ilmu al- Qur'an, (Depok: Kencana, 2017), hlm. 11-120)
  11. Manna' al-Qaththan juga memberikan defenisi al- Qur'an bahwa al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan dinilai ibadah bagi yang membacanya.( Manna al-Qaththan, Mobohits fi 'Ulum al-Qur'an, (Mesir Mensyurat al-'Ashr al-Hadits, tt), hlm. 21.) Sementara al-Zarqani memberikan definisi al-Qur'an sebagai lafal yang diturunkan kepda Nabi Muhammad Saw yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas. ( Al-Zarqani, Manahil al-'Irfan fi Ulum al-Qur'an, (Mesir, Isa al-Babi al-Halabi, tt), hlm. 21.) "Lebih lengkapnya Abdul Wahab Khallaf sebagaimana dalam buku Dr. Ulya (Ulya, Berbagai Pendekatan Dalam Studi al-Qur'an Penggunaan Ilmu-ilmu Sosial, Humaniora, dan Kebahasaan dalam Penafsiran al- Qur'on, (Yogyakarta: Idea Press, 2017), hlm. 16.) memberikan definisi yang kompleks tentang al-Qur'an yang dikutip Nasruddin Baidan menyatakan bahwa:
  12. "Al-Qur'an adalah firman Allah yang dibawa oleh al- Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hati sanubari Rasul Allah Muhammad bin Abd Allah sekaligus bersama lafal Arab dan maknanya benar-benar sebagai bukti bagi Rasul bahwa ia adalah utusan Allah dan menjadi pegangan bagi manusia agar mereka terbimbing dengan petunjuk-Nya ke jalan yang benar, serta membacanya bernilai ibadah. Semua firman itu telah terhimpun di dalam mushaf yang diawali dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat an-Nas, diriwayatkan secara muatawatir dari satu generasi ke generasi yang lain melalui tulisan dan lisan serta senantiasa terpelihara keorisinalannya dari segala bentuk perubahan dan penukatan atau penggantian." (Nasruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), him. 16.)





Dinukil dari sumber :
  • Buku - ULUMUL QUR'AN (ILMU-ILMU AL QUR'AN) ; Penulis Ajahari, M.Ag
  • Buku - BEBERAPA KAJIAN ULUMUL QUR'AN : Penulis Dr. Abdusima Nasution, M.A.




Post a Comment for "Mengenal Definisi Al Qur'an"