Metode Al-Qur’an dalam berdebat
Sebelum menjelaskan metode al-qur’an dalam berdebat, akan dijelaskan terlebih dahulu cara yang disuruh oleh Rasulullah dalam berdebat
Dengan demikian jelaslah bahwa Allah membolehkan (menyuruh) mendebat orang musyrik dan ahli kitab dengan cara yang baik, yang dapat melemahkan pikiran dan sikap mereka yang kasar itu.
Sedangkan metode-metode al qur’an dalam berdebat adalah:
a. Al ta’rifat
Allah SWT secara langsung memperkenalkan diri-Nya dan ciptaan-Nya sebagai pembuktian akan wujud dan kemahakuasaan-Nya. Karena Allah tidak terjangkau oleh indera manusia, maka dengan mengungkapkan hal-hal yang bisa ditangkap indera manusia, manusia akan mampu memahami wujud dan kekuasaan Allah.
b. Al istifham al taqriri
Dalam bentuk ini Allah mengajukan pertanyaan langsung dengan penetapan jawaban atasnya. Pertanyaan tentang hal yang sudah nyata diangkat lagi lalu disertai dengan jawaban yang merupakan penetapan atas kebenaran yang sudah pasti.
Prosedur ini dipandang oleh para ahli ulum al qur’an sebagai cara yang ampuh sekali. Sebab dapat membatalkan argumen atau jidal para pembantah.
c. Al tajzi’at
Dengan prosedur ini Allah mengungkapkan bagian-bagian dari suatu totalitas secara kronlogis yang sekaligus menjadi argumentasi dialektis untuk melemahkan lawan dan menetapkan suatu kebenaran. Masing-masing dapat berdiri sendiri untuk sebagai bukti untuk membuktikan kebenaran yang dimaksudkan. Prosedur jadal seperti ini nampak dalam perkataan Allah:
d. Qiyas al khalaf
Dalam bahasa indonesia ini disebut dengan analogi terbalik. Dengan prosedur ini kebenaran ditetapkan dengan membatalkan pendapat lawan yang berkebalikan atau berlawanan.
e. Al tamsil
Allah mengungkapakan perumpamaan bagi suatu hal. Dengan perumpamaan itu dimaksudkan agar suatu kebenaran dapat dipahami secara lebih tepat dan lebih mudah, lalu lebih melekat di sanubari lawan. Seperti firman Allah dalm surat Al-baqarah ayat 259.
f. Al muqabalat
Al muqabalat adalah mempertentangkan dua hal yang salah satunya memiliki efek yang jauh lebih besar dibanding dengan yang lainnya. Seperti mempertentangkan antara Allah SWT dengan berhala yang disembah oleh orang-orang kafir.
Mana’ul Quthan dalam bukunya mabaa hist fi ulum al qur’an menjelaskan bahwa metode atau cara-cara yang digunakan al qur’an dalam berdebat adalah:
a) Allah menyebutkan ayat-ayat kauniyah agar dijadikan dalil bagi sendi-sendi akidah. Seperti firman Allah dalam surat Al-baqarah:21-22
b) Menantang para penentang dengan cara:
- Menetapkan pembicaraan dengan jalan istifham
- Mengemukakan dalil-dalil bahwa Allah adalah tempat kembali
- Membatalkan tuduhan lawan dalam bersengketa dan tetap melawannya.
- Sabru dan taqsim, yaitu mempersempit sifat-sifat, membatalkan, dan menjadikan yang satu sebab bagi yang lain. Sepaerti firman Allah dalam surat Al-an’am:143-144
- Mengalahkan lawan dengan cara menjelaskan bahwa tuduhan yang diajukannya itu tidak seorangpun yang mengetahuinya.
Sedangkan menurut imam As-Suyuthi, metode al quran dalam mendebat adalah mengikuti kebiasaan orang Arab, bukan mengikuti ahli filsafat.
Post a Comment for "Metode Al-Qur’an dalam berdebat"