Karakteristik al-Jawâhir fî Tafsir al-Qur’ân al-Karîm
Tafsir ini memiliki ciri khas. Pertama, banyaknya penjelasan tentang ilmu pengetahuan alam, yang seringkali lebih banyak daripada penjelasan terhadap ayat yang ditafsirkan. Hal ini ditemukan mulai dari halaman depan hingga surat terakhir yang ditafsirkan. Sebagian orang mencibir dengan mengatakan, tafsir ini tak bedanya seperti ensiklopedia ilmu pengetahuan alam dan tidak layak di sebut sebagai tafsir. Meminjam bahasa al-Syuyuthi “fihi kullu Sya’i illā at-Tafsir” (didalamnya terdapat segala sesuatu kecuali tafsir).
Kedua, Syaikh Thanthawi menafsirkan secara tuntas dari awal hingga akhir Al-Qur’an (Tahlili), sekalipun sebenarnya sudah banyak buku-buku sejenis yang yang menggunakan pendekatan semacam ini dalam menafsirkan Al-Qur’an. Menggunakan metode Tahlili menjadikan tafsir ini berbeda karena diutuhkan usaha berat untuk malakukannya.
Ketiga, ajakan untuk bangkit dari ketertinggalan, terutama dalam ilmu pengetahuan. Syaikh Thanthawi mengatakan, “Dan ketahuilah wahai orang yang cerdas! Kitab tafsir ini merupakan (ilmu yang datang seperti) tiupan angin dari Tuhan, isyarat suci, dan kabar gembila simbolik. Aku diperintahkan melalui ilham, aku menyakini bahwa ia mempunyai nilai yang akan diakui oleh seluruh dunia, dan akan menjadi faktor terpenting yang akan membangkitkan orang-orang yang lemah. Menjadikannya sebagai petunjuk bagi umat (manusia), menghilangkan penutup dari mata hati orang awam (kaum muslimin), sehingga memahami ilmu-ilmu alam, aku berharap kepada Allah SWT menguatkan bangsa (Arab-Mesir) dengan agama ini, berkembangnya kaum muslimin sesuai dengan pola fikir tafsir ini, dan semoga mereka membacanya di Timur maupun di Barat, disertai dengan penerimaan terhadapnya. Semoga banyak pemuda mu’min yang bertambah senang keajaiban alam dan keindahan bumi. Semoga Allah meninggikan kemajuan mereka. Semoga kitab ini dapat menjadi pendorong untuk mempelajari alam, dan mengalahkan orang-orang Perancis dalam teknik pertanian, kedokteran, pertambangan, hitungan, astronomi, dan lainnya”.
Keempat, menjawab tantangan modernitas terkait ilmu pengetahuan yang berkembang begitu cepat, dengan menyuguhkan keyakinan bahwa Al-Qur’an tetap relevan untuk dijadikan pedoman hidup dengan isyarat-isyarat ilmiah yang dikandungnya. Al-Qur’an telah menyebutkannya 14 abad sebelum para saintis itu mengemukakannya. Jauh sebelum manusia berfikir ke arah sana. Tentu saja hal ini dapat meningkatkan pamor Al-Qur’an dihadapan sebagian pengikutnya.
Sumber :
- Thanthawi Jauhari, Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an, (Kairo: Mathba’ah al-Bab al-Halabi, thn), juz 1, h. 4
Post a Comment for "Karakteristik al-Jawâhir fî Tafsir al-Qur’ân al-Karîm"