Biografi Christoph Luxenberg
Christoph Luxenberg merupakan nama samaran seorang sarjana dari Jerman yang membantah pandangan Muslim ortodoks mengenai Alquran.Dari beberapa sumber yang dapat dipercaya, dia adalah seorang warga dari Jerman yang berkebangsaan Lebanon dan penganut Kristen, yang mempunyai nama asli Ephraem Malki, yaitu seorang Dr. Phil. dalam bidang Arabustik. Dia adalah salah seorang Orientalisme kontemporer yang mengkaji tentang kebahasaan Alquran. Bahasa Alquran menjadi salah satu pengkajian yang penting bagi dunia Barat. Mereka berpendapat bahwa bahasa Alquran itu banyak yang dipengaruhi oleh bahasa asing, diantaranya yang menyatakan pemikiran ini adalah Abraham Geiger (tokoh pendiri Yahudi Liberal di Jerman). Abraham berpendapat pada salah satu esainya bahwa kosakata Ibrani cukup banyak mempengaruhi terhadap bahasa Alquran. Esainya ini merupakan hasil kompetisi untuk masuk ke Universitas Bonn tahun 1882 dan dia berhasil memenangkan kompetisi tersebut. Pada tahun 1883, esai ini diterbitkan kedalam bahasa Jerman dengan judul: Was Hat Mohammed aus dem Jdenthume aufgenommen? (Apa yang telah Muhammad Pinjam dari Yahudi?). Kata-kata yang berada dalam Alquran seperti: Tabut, Taurat, Jannatu, Jahannam, Akhbar, Thagut, Ma’un, Malakut berasal dari Bahasa Ibrani.
Dalam sebuah artikel dijelaskan bahwa alasan Luxenberg menggunakan nama samaran dari Ephraem Malki menjadi Christoph Luxenberg adalah untuk menjaga dirinya dari kemungkinan-kemungkinan akibat kekerasan. Nama Chrishtoph Luxenberg terinspirasi dari nama Georg Christoph Lichtenberg, seorang perusak mitos. Lux (latin) diterjemahkan sebagai Licht (jerman). Kebanyakan versi yang beredar menyebutkan bahwa Luxenberg adalah Sarjana Jerman dalam bidangSemitic Languages. Hans Jansen, soerang professor di Universitas Leyden menduga bahwa Luxenberg adalah orang Lebanon yang beragama Kristen. Mengingat tulisan Francois de Blois dalam Journal of Quranic Studiesyang mempertanyakan pengetahuan Luxenberg tentang bahasa Arab.
Dalam kajiannya, Luxenberg menggunakan pendekatan filologis mendekonstruksi keontentikan mushaf Usmani. Pada tahun 2003, tepatnya pada tanggal 28 Mei, Christoph diundang dalam ceramah di Universitas desSaarlandes yang membahas tentang “Pengaruh Bahasa Aramaik terhadap bahasa Alquran”. Dia adalah seorang Dosenyang juga aktif dalam bidang menulis dan memberikan wawancara unuk media masa.
Berikut diantara karya Christoph Luxenberg:
- Die Siro-Aramäische Lesart des Koran: Ein Beitrag zur Entschlüsselung derKoransprache terbit di tahun 2000.
- Weihnachten im QurandiStreit um den Quran, Die Luxenberg Debatte:Standpunkte und Hintergründeterbit di tahun 2004.
- Der Koran zum Islamischen Kopftuchterbit di tahun 2004.
- Neudeutung der Arabischen Inschrift im Felsendom zu Yerusalem.DiDieDunklen Anfänge, neue Forschungen zur Entstehung und frühen Geschichte des Islamterbit di tahun 2005.
- Relikte Siro-aramäischer Buchstaben di frühen Korankodizes im hejazi- und kufi- duktus.DiDer frühe Islamterbit di tahun 2007.
- The Siro-Aramaic Reading Quran - Sebuah Kontribusi untuk Decoding dariAlquranterbit di tahun 2007.
- Die syrische Liturgie und die geheimnisvollen Buchstaben im Quranterbit di tahun 2008.
Dari sekian karya Luxenberg, belum ada yang diterjemah kedalam bahasa Indonesia. Salah satu karya nya yang telah diterjemah adalah Die Siro- Aramäische Lesart des Koran: Ein Beitrag zur Entschlüsselung derKoransprache. Buku terjemahannya terbit dalam bahasa Inggris pada 1 Mei 2007 oleh penerbit Hans Schiler Publishers dengan tebal 352 halaman.
Luxenburg mengklaim bahwa bahasa Alquran sebenarnya bukan dari bahasa Arab, melainkan banyak dipengaruhi oleh bahasa Syiriak-Aramaik, sehingga banyak ungkapan yang sering dibaca keliru dan sulit dipahami, kecuali merujuk ke Syiriak-Aramaik yang merupakan bahasa yang ada pada masa itu (Lingua Franca). Bahasa Syro-Aramaik (Syiriak) menurut Aidin Husaini adalah bahasa komunikasi tulis di Timur Dekat mulai abad ke-2 sampai ke-7 Masehi. Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan oleh warga yang yang tinggal di Eddesa (Negara kota di Mesopotemia Atas). Sampai munculnya Alquran, bahasa ini digunakan sebagai media komunikasi yang luas dan penyebaran bahasa serta budaya Arameans, Arab dan Persia. Budaya ini telah banyak memproduksi literature yang yang sangat kaya di Timur dekat sejak abad ke-4 sampai digantikan dengan bahasa Arab abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Salah satu yang terpenting menurutnya adalah literature thw Syiriac Aramaik dan matrik budaya ketika itu, praktis merupakan literature dan budaya Kristen. Dan juga dia menyatakan bahwa tradisi Arab tulis merupakan transmisikan melalui media Kristen.
Dalam ajaran Islam, membaca Alquran itu sudah dihitung sebagai pahala,berbeda lagi dengan membaca Hadis. Dan dalam surat Al Muzammil ayat 4, menyatakan bahwa membaca Alquran itu harus mengikuti sebutan asal, dan orang muslim yang membaca Alquran dengan benar itu akan mendapat pahala. Alquran adalah sumber hukum pertama umat Islam, untuk itulah bahasa Alquran dikaji dengan teliti untuk mendapatkan makna yang tepat agar dapat dijalankan dengan baik sesuai fungsi dan maksud dari ayat tersebut dan dihayati sebagai amar ma'ruf nahi munkar. Dalam kajian bahasa Arab yaitu bahasa Alquran disini muncullah perkembangan ilmu-ilmu cabang bahasa Arab seperti balaghah (badi’, ma’ani,bayan, saraf, nahw dan lain-lain). Dan dalam kajian untuk mendapatkan makna-makna yang sesuai dan yang tepat dalam Alquran, maka muncullah ilmu ‘Ulumul Qur’an beserta cabang-cabangnya.
- Khaeruddin Yusuf, Orientalis dan Duplikasi Bahasa AlQuran (Telaah dan Sanggahan atas Karya Christoph Luxenberg), Vol.9 (Diponegoro: Hunafa, 2012), hal 152.
- http://en.m.wikipedia.org/wiki/Christoph_Luxenberg (Minggu 14 Oktober 2018, 11.23).
- http://books.google.co.id (Minggu, 14 Oktober 2018, 11.49)
Post a Comment for "Biografi Christoph Luxenberg"