Biografi Singkat Fazlur Rahman
Fazlur Rahman adalah sosok pemikir islam kelahiran Pakistan.yang sangat intens merumuskan identitas islam ditengah tantangan modernisme.Ia dilahirkan dalam suatu keluarga muslim yang amat serius dan dibesarkan dalam keluarga dengan tradisi madzhab Hanafi. Fazlur Rahman lahir pada tahun 1919 tepatnya tanggal 21 September, di daerah hazara yang terletak di wilayah Barat Laut Pakistan. Ketika Rahman lahir, anak benua Indo-Pakistan belum terpecah menjadi dua negara merdeka yang masih menyisakan persoalan, yakni India dan Pakistan.
Watak liberalisme pemikiran Rahman ini sangat dipengaruhi oleh pendidikan orangtuanya yang sangat rasional serta didukung oleh ketajaman intelektual Rahman yang luar biasa. Dari ibunya ia memperoleh pengajaran tentang nilai-nilai kebenaran, kasih sayang, kesetiaan, dan—diatas segalanya—cinta. Sedangkan dari ayahnya Rahman memperoleh nilai kebebasan dan kemodernan dalam berpikir, berbeda dengan mayoritas ulama tradisional waktu itu, Ayahnya adalah seorang yang sangat yakin bahwa islam harus menghadapi kemodernan baik sebagai tantangan maupun peluang.
Pendidikan dan Sepak Terjang Rahman
Selain memperoleh pendidikan informal dilingkungan keluarga, Ia juga mendapatkan pendidikan formal yang ia awali dengan belajar di Madrasah yang didirikan oleh Muhammad Qasim Nanotawi pada tahun 1867. Setelah menamatkan sekolah menengah, Rahman mengambil studi bidang sastra arab di Departeman Ketimuran pada Universitas Punjab. Pada tahun 1942, ia berhasil menyelesaikan studinya di Universitas tersebut dan mendapat gelar M.A dalam sastra Arab. Kemudian ia meneruskan studinya ke Lahore untuk program Ph.D., tetapi setelah beberapa waktu Rahman merasa tidak puas terhadap mutu pendidikan yang ada di dalamnya, akhirnya ia memutuskan untuk tidak meneruskandan pada 1946, Rahman melanjutkan studi ke Oxford University, dan berhasil meraih gelar doktor filsafat pada tahun 1950Pada masa ini seorang Rahman giat mempelajari bahasa-bahasa Barat, sehinga ia menguasai banyak bahasa
Di bawah dekade 1960-an, Rahman kembali ke Pakistandan menjabat selama beberapa waktu sebagai salah seorang staf senior pada Institute of Islamic Research. Dua tahun kemudian, ia ditunjuk sebagai direktur lembaga tersebut. Dia juga diangkat sebagai anggota Advisory Council of Islamic Ideology oleh pemerintah Pakistan. Kedua Lembaga Islam tersebut Ia manfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembaharuan dalam dunia islam yakni menafsirkan kembali islam dalam term-term rasional dan ilmiah dalam rangka menjawab kebutuhan-kebutuhan masyarakat modern yang progresif.
Sedangkan Dewan Penasehat Ideologi Islam bertugas meninjau seluruh hukum baik yang sudah maupun belum ditetapkan, dengan tujuan menyelaraskannya dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Kedua lembaga ini memiliki hubungan kerja yang erat, karena Dewan Penasehat bisa meminta lembaga riset untuk mengumpulkan bahan-bahan dan mengajukan saran mengenai rancangan undang-undangKarena tugas yang diemban oleh kedua lembaga inilah Rahman intens dalam usaha-usaha menafsirkan kembali Islam untuk menjawab tantangan-tantangan masa itu.
Tentu saja gagasan-gagasan liberal Rahman, yang merepresentasikan kaum modernis, selalu mendapatkan serangan dari kalangan ulama tradisionalis dan fundamentalis di Pakistan. Ide-idenya di seputar riba dan bunga bank, sunnah dan hadis, zakat, proses turunnya wahyu Al-Qur’an, fatwa mengenai kehalalan binatang yang disembelih secara mekanis, dan lainnya, telah meledakkan kontroversi-kontroversi berskala nasional yang berkepanjangan. Bahkan pernyataan Rahman dalam karya magnum opusnya, Islam, bahwa Al-Qur’an itu secara keseluruhannya adalah kalam Allah dan dalam pengertian biasa juga seluruhnya adalah perkataan Muhammad, telah menghebohkan media massa selama kurang lebih setahun.
Banyak media yang menyudutkannya. Al-Bayyinat, media kaum fundamentalis, misalnya, menetapkan Rahman sebagai “munkir al-Quran”. Bahkan suasana panas akibat pernyataan Rahman tersebut semakin menghebat dengan munculnya demonstrasi massa dan aksi mogok kerja yang berskala massif pada awal September 1968Aksi massa yang menurut beberapa kalangan dinilai bersifat politis tersebut memang dalam waktu yang lama masih belum bisa diredakan .Akhirnya, Rahman pun mengajukan pengunduran dirinya dari jabatan Direktur Lembaga riset Islam pada 5 September 1968. Jabatan selaku anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam juga dilepaskannya pada 1969. Dia memutuskan untuk hijrah ke Chicago, dan sejak 1870 menjabat sebagai Guru Besar Kajian Islam dalam berbagai aspeknya pada Departement of Near Eastern Languages and Civilization, University of Chicago sampai Ia wafat
Satu hal yang dapat dicermati dari perjalanan intelektual Rahman adalah bahwa hampir sepanjang karir intelektualnya baik ketika menjadi direktur lembaga riset islam maupun professor kajian – kajian keislaman di Universitas Chicago, Rahman berusaha memahami tantangan modernitas serta merumuskan methodologi yang sistematis dan konperehensif untuk menjawab tantangan tersebut sekaligus menumbuhkan ajaran al qur’an kedalam realitas praktis kehidupan umat islamOleh karena itu tidak mengherankan jika tulisan-tulisan Rahman selalu menekankan pentingnya metodologi penafsiran Al qur’an. upaya yang dilakukan ini menurut Nur cholis Majid dtitunjang oleh pengetahuannya yang luas dan mendalam tentang sejarah islam, baik dalam bidang pemikiran, perkembangan sosial, politik dan kebudayaan pada umumnya serta kemampuannyya dalam membaca secara cermat khasanah intelektual klasik yang baginya merupakan refleksi berbagai nuansa kitab suci
Pada kesempatan berbeda Wan Mohd. Nor Wan Daudmengungkapkan bahwa Fazlur Rahman adalah seorang penulis yang agresif lebih-lebih ketika mengevaluasi perjalanan sejarah umat islam. Keagresifan dan keuletannya tergambar dari perpustakaannya di basement (lantai dasar bawah tanah) disitulah ia menghabiskan waktunya untuk membaca, menulis, berpikir, menulis, dan mengajar.
Referensi :
- Biografi Rahman secara lengkap dapat dijumpai dalam banyak buku. Misalnya Tufik Adnan Amal, Islam dan Tantang Modernitas, (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 79-111; ini dapay dijumpai pula dalam Muqaddimah Islam karya Fazlur Rahman
- Ilyas supena, Desain Ilmu-ilmu keislaman dalam pemikiran hermneutika Fadzlurrahman (semarang: Walisongo Press. 2008) hlm 44
- https://www.tongkronganislami.net/telaah-analisis-metodologi-penafsiran/
Post a Comment for "Biografi Singkat Fazlur Rahman"