Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
النُّصُÙˆْصُ Ù‚َدْ Ø¥ِÙ†ْتِÙ‡َÙ‰ ÙˆَالْÙˆَÙ‚َائِعُ غَÙŠْرُ Ù…ُتَÙ†َÙ‡ِÙŠَØ© # صَÙ„ِØ­ٌ Ù„َÙƒُÙ„ِّ زَÙ…َان ÙˆَÙ…َÙƒَان

MAKALAH STUDI MANUSKRIP AL QURAN DAN TAFSIR

MAKALAH
STUDI MANUSKRIP AL QURAN DAN TAFSIR
Manuskrip Al quran awal dan penanggalannya(The Quranic Manuskrip)

Untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Studi Manuskrip Al Quran dan Tafsir
Dosen pembimbing : Shohibul Adib,M.S.I
                                                                                      

Disusun oleh :
MONIKA RUSTIANA PUTRI (1631038)
                                                                                                                                    



Fakultas Ushuludin (IQT / VI)
Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen
2019/2020

ABSTRAK

                Ada beberapa polemic yang terjadi dalam Al Quran bahwasannya Al Quran tidak memiliki manuskrip pada abad pertama Hijrah, Namun ini tidak benar, banyak sekali fragmen quran awal berupa manuskrip yang ditunjukan oleh Orientalis terutama oleh Nabia Abbott dalam sebuah karyanya yang berjudul “The Rise Of the North Arabic script and its Kuranic development, with a full description of the kuran manuscripts of the oriental institute” (1939 University of Chicago Press). Disana ia mendiskusikan beberapa manuskrip al quran yang berasal dari paruh kedua hijrah abad pertama dan seterusnya, yang berada di Oriental Institute University of Chicago. Tujuan halaman saya ini adalah untuk menyoroti beberapa manuskrip quran awal untuk membantah klaim tersebut bahwasannya al quran tidak memiliki manuskrip dari abad pertama hijrah. Terdapat beberapa penelitian bahwa ada sebuah penggalian di Masjid Agung San’a Yaman telah menemukan sejumlah besar manuskrip al quran yang berasal dari abad pertama hijrah , tanggal pembangunan Masjid Agung San’a kembali ke tahun ke-6 hijrah ketika Nabi Muhammad SAW mempercayakan salah satu temannya untuk membangun masjid , dan masjid pun diperpanjang dan diperlebar oleh penguasa islam dari waktu ke waktu pada 1385 H/ 1965, pada saat itu hujan lebat turun mengguyur Masjid Agung San’a yang pada akhirnya langit langit dan sudut barat laut rusak. Selama survei para pekerja menemukan lemari besi besar yang penuh perkamen dan manuskrip kertas kertas kedua al quran da nada pula materi materi non Al Quran.
                UNESCO, cabang perserikatan bangsa bangsa telah menyusun CD berisi beberapa manuskrip Masjid Agung San’a yang tertanggal sebagai bagian dari program “Memory of The World”. Didalam CD berisi ada lebih dari 40 manuskrip al quran yang berasal dari abad ke-1 hijrah, salah satunya milik awal ke-1 lebih dari 45 naskah dan memiliki tanggal dari periode ½ Abad hijrah, ada beberapa contoh dari manuskrip al quran abad 1 dan ½  yang ditemukan didalam buku Masahif San’a (1985, Dar Al-Athar Al-Islamiyyah). Jadi, buku ini adalah katalog permanen di Museum Nasional Kuwait, dengan artikel artikel oleh Hussa Sabbah Salim Al-Sabah, G.R. Puin  , M.Jenkins, U. Dreibholz dalam bahasa Arab dan Inggris. Diharapkan bawa manuskrip manuskrip San’a ini akan memberikan banyak perhatian sejarah islam awal kaligrafi dan iluminasi dan bahkan berbagai ahruf yang dimana al quran diturunkan. Beberapa kata peringatan tentang penanggalan manuskrip alquran itu harus diingat bahwa menetapkan tanggal alquran awal yang tidak bertanggal pun.
                Naskah pada al quran terutama tanpa adanya wakf ada sebuah kecenderungan untuk berasumsi bahwa mereka yang menggunakan skrip besar dan tanpa vocal adalah yang paling awal tanggal, maka asumsi ini benar sampai batas waktu tertentu bagaimanapun akan menyesatkan dalam dua hal, bahwa ia mengabaikan fakta bahwa Masahif Al quran yang kecil maupun yang besar ada diantara mereka tertulis paling awal dan kedua, meskipun ada beberapa pendapat bahwa al quran tanpa vocal harus diperlambat tetapi tidak selalu demikian untuk beberapa naskah yang sangat awal pada al quran, dan selanjutnya system vikal digunakan pada saat tidak lama setelah masahif pertama ditulis.


KATA PENGANTAR
               
                Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu , dan tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi agung Muhammad SAW yang kita nanti nantikan syafaat nya di akhirat nanti.
                Saya selaku penulis mengucapkan banyak bersyukur kepada Alloh SWT atas limpahan nikmat-Nya , baik itu berupa fisik maupun akal pikiran sehingga saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah pada mata kuliah Studi Manuskrip Al quran dan Tafsir dengan judul “Manuskrip Al quran awal dan penanggalannya (The Quranic Manuscript) “ .
                Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan dalam penulisan serta banyak kekurangan didalamnya. Untuk itu, saya sangat mengharap kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki makalah saya ini, supaya nanti nya makalah ini dapat lebih baik lagi, dan apabila banyak sekali kesalahan pada makalah saya ini saya mohon maaf yang sebesar besar nya.
                Demikian juga saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua orang atau pada semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan makalah saya ini, khususnya kepada bapak dosen pembimbing bapak Shohibul Adib M.S.I  karna beliau saya mengetahui studi baru dan membuka cakrawala saya terhadap satu mata kuliah ini.
                Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat , Wallohul Muwafiq ila aqwa mitoriq
                Wassalamualaikum Wr.Wb

                                                                                                                                Penulis,
                                                                                                                Kebumen 15 Maret 2019

                                                                                                                  Monika Rustiana Putri




BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
                Naskah atau manuskrip merupakan salah satu sumber primer yang paling otentik, yang dapat  mendekatkan jarak antara masa lalu dan masa kini, Naskah juga merupakan sumber yang sangat menjanjikan bagi suatu penelitian, tentunya bagi mereka yang tau membaca dan menafsirkannya. Naskah dapat disebut juga jalan pintas untuk mengetahui khazanah intelektual dan sejarah social, kehidupan masyarakat lalu.[1] Naskah kuno banyak merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun menurun dari dulu hingga sekarang . Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam macam bentuknya dan tersebar diseluruh indonesia dan ditulis dengan berbagai bahasa dan aksara. Bahasa yang dipergunakan terkadang identik dengan tempat naskah ditulis, seperti bahasa sunda diwilayah jawa barat bahasa melayu disekitar wilayah Sumatera Utara dan Kalimantan Utara dan bahasa lainnya yang disesuaikan dengan bahasa diwilayah masyarakatnya.[2]
                Setiap penelitian yang dilakukan tentunya harus menggunakan sumber , dan sumber dari segala sumber adalah naskah atau manuskrip. Dimana naskah adalah tulisan awal dari setiap pemikiran atau kegiatan yang dilakukan masyarakat pada masa lalu. Naskah pun memiliki aksara dan bahasa yang berbeda beda, sesuai dengan wilayah naskah itu berasal, tentunya perbedaan itu terletak pada pemahaman masyarakat itu sendiri dalam bahasanya sehingga bahasa naskah sering disesuaikan dengan bahasa masyarakat agar mudah dipahami.
                Adapun dalam bahasa latin naskah disebut codex dalam bahasa inggris disebut manuscript, dan dalam bahasa belanda disebut Handshrift. Perlu diketahui bahwa pengertian bahan tulisan dalam batu disebut epigrafi dan epigrafi merupakan bagian dari cabang ilmu arkeologi . Pada intinya setiap naskah mempunyai sebutan yang berbeda beda namun sama saja maksudnya yaitu dokumen yang ditulis dimasa lalu atau aktvtas dimasa lalu yang memang perlu jika dikaji lebih dalam lagi. Adapun nama Naskah itu sendiri adalah tulisan yang dituliskan dalam suatu tempat selain batu, karena tulisan didalam batu tidak disebut naskah tetapi disebut dengan piagam batu bersurat atau inskripsi yang dikaji dalam ilmu arkeologi.





BAB II
PEMBAHASAN
A. Manuskrip Ulama Nusantara Dijarah penjajah
                Sejak abad pertama hijriyah, Sahabat Nabi SAW sudah melakukan penelitian terhadap naskah al quran sebelum dikodifikasikan. Para ulama hadist juga menetapkan system hak cipta buku, catatan kehadiran siswa, tata cara penulisan teks, metode periwayatan, system perbandingan antar teks dan banyak lagi. Ini mengharuskan para perawi dan pencatat hadist melakukan penelitian terhadap tulisan yang mereka temukan. Hingga kini, studi ilmu hadist memiliki cabang ilmu rusum at tahdits yang menganalisa system filologi ilmu hadist sejak abad pertama hijriyah dan periode berikutnya (Tesis Magister Dr.M Lutfhi Fathullah di University of Jordan tentang filologi hadist).
                Karenanya, salah besar jika menganggap islam tak memiliki tradisi ilmu filologi. Seolah olah ilmu ini dikembangkan barat, khususnya antropolog dan arkeolog belanda seperti Scouck Hurgronje. Filologi adalah ilmu yang memperlajari tentang Naskah, khususnya naskah naskah kuno. Islam memiliki tradisi ini, tapi tidak menyebut ilmu filologi, hanya islam melahirkan peradaban lengkap dengan ilmu pengetahuan yang melingkuinya. Buktinya, tradisi menulis dikalangan ulama sejak abad pertama hijriyah hingga kini tetap terjalin. Ketika islam masuk ke nusantara  para ulama juga menuangkan pemikiran dengan menulis . Tulisan tangan asli ulama yang disebut manuskrip merupakan bukti dejarah perkembangan islam dikawasan ini.
1. Karya ulama di Nusantara yang masuk kategori manuskrip
                Yang dimaksud manuskrip adalah tulisan tangan asli yang berumur 50 tahun yang punya arti penting bagi peradaban,sejarah,kebudayaan,dan ilmu pengetahuan. Di Indonesia ada tiga jenis , pertama , manuskrip berbahasa dan tulisan arab. Kedua, Manuskrip jawi yakni naskah yang ditulis dengan huruf arab tetapi berbahasa melayu agar sesuai dengan aksen melayu diberi beberapa tambahan vonim. Ketiga, Manuskrip pegon yakni, naskah yang ditulis dengan huruf arab tapi menggunakan bahasa daerah seperti bahasa jawa, sunda, bugis, buton, banjar, aceh dan lainnya.
2. Contoh manuskrip Islam yang berpengaruh di Nusantara
                Di Aceh,  pada abad enam belas dan tujuh belas terdapat cukup banyak penulis manuskrip, msalnya Hamzah Fansuri , yang dikenal sebagai tokoh sufi ternama pada masanya. Kemudian ada Syech Nurrudin ar-raniri alis syech nurudin Muhammad ibnu Ali ibnu Hasanji ibnu Muhammad Hamid ar-Rarini al-Quraisyi. Ia dikenal sebagai ulama yang juga bertugas menjadi Qadhi Al Malik al Adil dan mufti Muaddam dikesultanan aceh pada kepemimpinan sultan Iskadar Tsani abad 16. Salah satu karyanya adalah Bustanul Salatin. Syeich Abdul Rauf As Singkili yang juga ditetapkan sebagai mufti dan qadhi Malik al Adil dikesultanan aceh selama periode empat orang ratu, juga menulis banyak naskah keislaman.
                Karya Karya beliau tidak hanya berkembang di Aceh tetapi juga berkembang diseluruh Sumatera di semenanjung malaka sampai ke Thailand selatan. Karya karya nya juga mempengaruhi pemikiran dan peradaban islam dipulau jawa, Sulawesi, Kalimantan, kepulauan Maluku, buton hingga papua. sehingga di daerah itu juga terdapat peninggalan karya ulama aceh ini. Perkembangan selanjutnya, memunculkan karya keislaman daerah lain seperti, kitab Sabilal Muhtadin karya syech al banjari di Banjarmasin, didarah daerah lain pun ada manuskrip ini menjadi rujukan umat dan penguasa saat itu.
B. Manuskrip Sana’a
                Manuskrip Sana’a adalah manuskrip tertua didunia, yang ditemukan di Yaman pada tahun 19tujuh2,  yang dianggap sebagian orang sebagai manuskrip al quran tertua. Waalaupun teks tersebut bertanggalkan hingga dua dekade awal abad ke 8 (kira kira tujuh puluh tahun pasca Nabi SAW ) yang mana telah di teliti yang menunjukan beberapa perkamen dalam kumpulan sudah ada sejak ada ke tujuh dan delapan.
                Pada tahun 19tujuh2, pekerja bangunan yang waktu itu merenovasi dinding di loteng Masjid Agung San’a di Yaman menemukan sejumlah besar perkamen dan manuskrip kuno. Mereka tidak menyadari apa yang mereka temukan dan mengumpulkan dokumen dokumen tersebut, dan memasukannya kedalam 20 karung kentang dan meninggalkan tangga menara masjid. Presiden saat itu dari otoritas kepurbakalaan Yaman, Qadhi Ismail Al-Akwa, Menyadari adanya kemungkinan penemuan ini adalah penemuan penting Al-Akwa meminta bantuan internasional dalam memeriksa dan melestarikan serpihan serpihan naskah itu. Dan pada tahun 19tujuh9 berhasil menarik perhatian seorang ilmuan German, yang kemudian membujuk pemerintah Jerman Barat untuk mengorganisir dan membiayai proyek restorasi.
                Tes karbon-14 menunjukan beberapa perkamen berasal dari tahun 645-690 sesudah masehi. Periode ini cukup panjang terutama jika perkamen itu digunakan ulang, yang wajar dilakukan pada zaman dahulu, sedangkan kaligrafinya berasal dari tahun tujuh ratus sepuluh-tujuh ratus lima belas sesudah masehi, secara umum yang diketahui saat itu adalah belum pernah ada manuskrip yang berasal dari sebelum abad ke-9. Kebenaran yang sangat mengancurkan  adalah bahwa sejumlah besar naskah naskah kuno, berasal dari abad pertama Hijrah ditemukan di Majid Agung San’a (Yaman) yang secara signifikan berbeda dengan al quran standar yang ada sekarang. Sistem penanggalannya dengan menggunakan karbon meyakini bahwa naskah naskah al quran tidan dibuat oleh orang orang non muslim melainkan ditemukan dan di temukan orang orang muslim sendiri. Barangkali inilah peristiwa yang mengharukan tercatat sudah 14 abad bahwasannya Masjid San’a adalah salah satu Masjid tertua dalam sejarah islam , Gedung ini dibangun pada tahun 6 Hijrah ketika Nabi SAW  mempercayakan seorang temannya untuk membangun sebuah Masjid di Yaman, yang akhirnya diperluas dan diperbesar oleh para pemimpin Islam masa ke masa.
                Pada tahun 199tujuh , ia menerima kunjungan dari seorang sarjana non muslim yang bersal dari jerman, orang ini membujuk pemerintahan jerman untuk mengorganisir dan menjalankan sebuah proyek restorasi, segeralah dibuat proyek tersebut dan menjadi jelaslah bahwa kuburan kertas itu adalah sebuah tempat untuk menyimpan puluhan ribu naskah naskah kuno quran, kitab suci umat muslim. Ororitas muslim pada masa masa awal islam menganjurkan agar kopian kopian quran yang telah rusak disingkirkan dari peredaran dan hanya mengijinkan edisi edisi kitab suci yang masih baik untuk dipakai, juga tempat aman seperti itu dibutuhkan untuk melindungi kitab kitab itu dari kebakaran atau kehancuran jika para penyerang datang, dan disinilah kemudian muncul ide untuk menyimpannya disebuah kuburan dalam Masjid agung Sana’a, yang pada waktu itu merupakan sebuah tempat untuk mempelajari quran. Hal ini sudah berlansung sejak abad pertama hijrah. Restorasi naskah naskah itu diorganisir dan diawasi oleh Gerd R. Puin dari Saarland University, di Jerman. Puin adalah seorang specialis terkemuka dalam bidang kaligrafi Arabik, dan merupakan seorang paleografi (studi mengenai dokumen dokumen dan tulisan kuno), dan selama kurang lebih 10 tahun ia ekstensif menguji fragmen fragmen perkamen berharga itu .
                Pada tahun 1985 rekannya H.C. Graf V. Bothmer bergabung dengannya, dan tes carbon-14 menunjukan bahwa sejumlah perkamen itu berasal dari tahun 645-690, pada tahun pembuatan mereka sebenarnya bisa jadi lebih dini lagi karna tes carbon-14 memperkirakan tahun kematian dari sebuah organisme (perkamen adalah kulit binatang), dan proses itu hingga penulisan akhir pada perkamen mencakup waktu yang tidak bisa diketahui , perkiraan tanggal penulisan kaligrafi menunjukan tahun tujuh10-tujuh15. Berdasarkan penelitian beberapa perkamen keliatannya berasal dari abad ke tujuh dan dapat dikatakan quran tertua yang ada saat ini. Hingga saat ini hanya ada tiga kopian kuno quran yang ditemukan , yang pertama, disimpan diperpustakaan Inggris di London, berasal dari akhir abad ke tujuh dan dianggap paling tua pula, tetapi naskah naskah Sana’a bahkan lebih tua usianya karena ditulis dengan huruf yang aslinya dari Hijaz wilayah Arabia dimana Nabi SAW hidup, yang membuatnya tidak hanya sebagai naskah tertua yang berhasil selamat, tetapi kopian otentik qur’an yang paling tua.
                Ada beberapa Contoh temuan temuan manuskrip di Masjid Agung sana’a yang menarik pada saat itu untuk diteliti oleh sarjana dan ilmuan barat.
1. Ini adalah salah satu manuskrip temuan di Masjid Sana’a yang diawasi oleh seorang ahli kaligrafi  arab dan paleografi quran yang bernama Gerd R. Puin Saarland University .










2. Potret Masjid Sana’a Yaman


                Adapun Manuskrip Manuskrip Alquran yang ada di Indonesia ini juga dijaga dan terdapat di perpustakaan Nasional yang sudah melakukan dokumentasi sebagian dengan merekam dalam microfilm. Saat terjadi tsunami di Aceh, juga banyak naskah naskah asli aceh yang hilang. karenanya, saat ini dilakukan lah upaya dokumentasi menggunakan microfilm digital terhadap naskah naskah yang tersisa pada saat itu. Untungnya, disebuah pesantren di kawasan tanobe NAD, masih tersimpan 2.000 lebih naskah klasik dari abad 13 sampai 19 karya nya ulama ulama aceh dan timur tengah.
                Fungsi dari Manuskrip islam ini, pertama, naskah naskah ini mengandung informasi yang sangat lengkap , sehingga bermanfaat untuk menjaga kesinambungan peradaban islam. Kedua, berisi kajian keagamaan yang bersumber dari karya para sahabat dimasa rasul, sehingga bermanfaat untuk menjaga dan mengembangkan otentitas ajaran islam dimasa mendatang. Ketiga, berisi tentang pemahaman terkait pemerintahan pada saat itu dan masih banyak lainnya.
               








BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
                Menurut penulis, belum terlalu tau jelas pastinya kapan manuskrip al quran awal penanggalan dan awal mula nya, tapi yang pasti bahwasannya manuskrip al quran banyak dijadikan sebuah penelitian oleh orang orang muslim mapun non muslim terutama orang orang barat, manuskrip al quran tersebar dan terdapat penemuan dimana mana bahkan disetiap negara negara barat dan negara timur mereka memiliki perpustakaan untuk tetap menyimpan ekstistensi al quran itu sendiri dari ke outentitakannya.
                Dari penulis mohon maaf belum bisa menemukan cakrawala berbagai ragam manuskrip manuskrip lain dengan detail, karna itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.
                Demikian kurang lebih nya mohon maaf .













[1]Oman Faturahman,dkk. Filologi dan Islam Indonesia, (Jakarta: Badan Litbang,2010), hal 3-4.
[2]Gio David Widiesa,2013, Pribadi Rasa Pangrasa Sorangan , skripsi, Bandung: Univesitas Pendidikan Indonesia, hlm 1 .

Post a Comment for "MAKALAH STUDI MANUSKRIP AL QURAN DAN TAFSIR"