STUDI ISLAM NUSANTARA SEDEKAH BUMI
TUGAS ULANGAN AKHIR SEMESTER
STUDI ISLAM NUSANTARA
SEDEKAH
BUMI
Dosen
Pengampu: Abdul Waid, S.H.I., M.S.I
Disusun
Oleh:
Mukhamad Faiq Nafi’i
FAKULTAS EKONOMI ISLAM
DAN BISNIS (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM
NAHDLOTUL ULAMA (IAINU) KEBUMEN
TAHUN AJARAN 2018
SEDEKAH BUMI
SEDEKAH BUMI di Desa
Lumbu, Kutowinangun, Jawa Tengah.
Sedekah bumi atau Bersih desa adalah suatu ritual
budaya peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu. Dahulu pada
masa Hindu ritual tersebut dinamakan sesaji bumi/ laut. Pada masa Islam,
terutama masa Wali songo (500 tahun yang lalu) ritual budaya sesaji bumi
tersebut tidak dihilangkan, malahan dipakai sebagai sarana untuk melestarikan
/mensyiarkan ajaran Allah yaitu ajaran tentang Iman dan Takwa atau didalam
bahasa jawa diistilahkan eling lan waspodo yang artinya tidak mempersekutukan
Allah dan selalu tunduk dan patuh mengerjakan perintah dan menjauhi larangan
AIIah. Untuk mensyiarkan dan melestarikan ajaran Iman dan Takwa, maka para Wali
menumpang ritual budaya sesaji bumi/laut yang dulunya untuk alam diubah namanya
menjadi SEDEKAH BUMI yang diberikan kepada manusia khususnya anak yatim dan
fakir miskin tanpa membedakan suku, agama, ras, atau golongan.
Warga desa Lumbu biasanya
mengadakan selametan atau sukuran yang dinamakan “SEDEKAH BUMI”. Sedekah bumi
artinya mensyukuri atas segala nikmat allah SWT yang telah diberikan kepada
kita semua. Yaitu dengan membuat nasi tumpeng dan mengumpulkan hasil pertanian
yang sudah dipanen. Sedekah bumi ini sudah ada sejak dahulu yang berlangsung
turun-temurun bahkan jauh sebelum islam datang ke indonesia. Islam datang
dengan baik-baik sehingga dapat diterima oleh masyarakat indonesia, islam
merubah dan memperbaiki cara pandang yang salah dari kebudayaan itu sendiri
dengan memasukan nilai-nilai keislaman tanpa merubah kebudayaan. Maka kita
sebagai pewaris peradaban patut untuk melestarikan dan menjaga teradisi budaya
yang sudah ada.
Waktu pelaksanaan sedekah bumi
biasanya hari ju’mat setelah masa panen tiba, karena mayoritas penduduk desa
Lumbu itu sebagai petani dan pekebun. Setelah sehabis solat jumat warga desa lumbu
berkumpul di Balai Besa dengan membawa tumpeng nasi dan buah, hasil-hasil
pertanian dan perkebunan. Warga berbondong-bondong pergi ke Balai Desa, yang
ikut serta dalam acara ini biasanya kaum lelaki dan para perempuan membuat
sekaligus menyiapkan bekal untuk acara sedekah bumi tersebut. Seperti makanan
siap santap, buah-buahan dan hasil bumi lainnya. Menurut Ahmad Mubarak (anggota
pemrintah desa Lumbu) “SEDEKAH BUMI adalah
sebuah upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa,
yang pelaksanaannya diikuti oleh seluruh warga desa dan setiap masing-masing
orang membawa berkat atau sebuah nasi dengan lauk pauknya dari rumah. Kemudian
warga berkumpul di Balai Desa. Menurut bapak Ahmad Mubarak dahulu sebelum ada
Balai Desa Upacara sedekah bumi dilaksanakan di rumah kepala desa/Lurah, tetapi
ketika sudah ada Balai Desa maka acara dilaksanakan di Balai Desa. Balai Desa
adalah sebuah tempat yang dipergunakan oleh perangkat desa untuk melayani
administrasi warga dan dipergunakan warga masyarakat untuk berkumpul ketika
akan mengadakan musyawarah desa. Tradisi sedekah bumi ini rajin digelar warga
setiap setahun sekali yaitu Sedekah bumi dilaksanakan pada bulan “Apit” atau
Dzul Qa’dah yaitu menurut penanggalan masehi jatuh pada bulan oktober sesudah
tanggal 10, namun bisa disesuaikan dengan waktu panen raya”.
Upacara adat Sedekah Bumi ditandai dengan Srakalan,
pembacaan tahlil , pencungkilan tanah, kemudian diadakan arak-arakan yang
diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat dengan segala bentuk pertunjukan yang
berlangsung misalnya kesen hadroh, khasidah, terbang, , wayang, bahkan sekarang
ini ada pertunjukan tarling modern organ tunggal.
Upacara sedekah bumi dipimpin oleh tetua adat yaitu
orang yang dianggap sesepuh di desa Lumbu, atau bisa juga oleh mudin yaitu orang
yang dianggap sebagai tokoh agama di desa tersebut. Menurut bapak Sudirman,
Pelaksanaan upacara sedekah bumi di desa Lumbu dilakukan oleh seluruh warga
desa dan diikuti perwakilan perangkat desa, yang dipimpin oleh seorang “mudin”,
Modin ini ditetapkan sebagai pemimpin upacara sedekah bumi berdasarkan kepercayaan, bahwa modin merupakan orang yang mengerti
urusan agama, dan diberi wewenang untuk memimpin kegiatan keagamaan mulai dari
mengurusi pernikahan, mengurusi orang meninggal dunia dan memimpin upacara
kenduri atau hajatan. Upacara yang dilakukan hanya sederhana saja, seluruh
warga masyarakat masing-masing membawa “Berkat” atau nasi dan lauk pauk yang
dibawa dari rumah. Kemudian seorang “mudin” memimpin do’a, setelah do’a selesai
“berkat” yang dibawa masing-masing tersebut dimakan secara bersama-sama.
Sesudah acara makan selesai diperbolehkan untuk pulang, tetapi biasanya untuk
Bapak-bapak tetap tinggal untuk mengobrol. Kemudian pada malam harinya,
diadakan hiburan “wayang orang” atau “ketoprak” untuk menghibur seluruh warga
desa.
Tujuan dari dilaksanakan upacara sedekah bumi supaya
keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat menyertai seluruh warga desa Lumbu
dan sekitarnya. Bapak Ahmad Mubarak mengatakan bahwa Menurut kepercayaan orang
Jawa Sedekah bumi harus dilakukan dengan tujuan untuk “menyelameti” atau
“menyedekahi” sawah yang dimiliki, agar hasil pertanian melimpah, maka bumi
yang mereka tanami tersebut harus diselameti agar tidak ada gangguan. Karena
segala rezeki yang kita dapat itu tidak hanya berasal dari kita sendiri,
melainkan lewat campur tangan Tuhan. warga diajarkan untuk terus mendekat pada
Tuhan. Menurutnya, rezeki itu tidak semata uang, tapi juga kebahagiaan,
kenyamanan dan keamanan berkehidupan dalam masyarakat. Upacara sedekah bumi menurut
kepercayaan di Desa Lumbu wajib dilaksanakan setiap tahun sekali. Biasanya
dengan melaksanakan upacara sedekah Bumi dipercaya akan mendatangkan kebaikan.
Mereka percaya bahwa bumi yang ditempati
akan aman dan tidak terjadi bencana, Apabila diselameti. Sedekah Bumi dijadikan
oleh kepercayaan masyarakat untuk menyambut datangnya musim penghujan.
Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk
ritual tradisional masyarakat di pulau jawa yang sudah berlangsung secara
turun-temurun dari nenek moyang orang jawa terdahulu. Ritual sedekah bumi ini
biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa yang berprofesi sebagai
petani dan nelayan yang menggantungkan kehidupan keluarga dan sanak famili
mereka dari mengais rizki memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi. Bagi
masyarakat jawa khususnya para kaum petani dan para nelayan, tradisi ritual tahunan
semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang
sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedekah bumi mempunyai makna yang
lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu
bagian yang sudah menyatu dengan masyarakat yang tidak akan mampu untuk
dipisahkan dari kultur (budaya) jawa yang menyiratkan simbol penjagaan terhadap
kelestarian serta kearifan lokal (Local Wisdem) khas bagi masyarakat agraris
maupun masyarakat nelayan khususnya yang ada di pulau jawa.
Pada acara upacara tradisi sedekah biasanya seluruh
masyarakat sekitar membuat tumpeng dan berkumpul menjadi satu di tempat sesepuh
kampung, di balai desa atau tempat-tempat yang telah disepakati oleh seluruh
masyarakat setempat untuk menggelar acara ritual sedekah bumi tersebut. Setelah
itu, kemudian masyarakat membawa tumpeng tersebut ke balai desa atau
tempat-tempat untuk di do’akan oleh tetua adat. usai di do’akan oleh sesepuh
atau tetua adat, kemudian kembali diserahkan kepada masyarakat setempat yang
membuatnya sendiri. Nasi tumpeng yang sudah di do’akan oleh sesepuh kampung
atau tetua adat setempat kemudian di makan secara ramai-ramai oleh masyarakat
yang merayakan acara sedekah bumi itu. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang
membawa pulang nasi tumpeng tersebut untuk dimakan beserta sanak keluarganya di
rumah masing-masing.
Menurut adat istiadat dalam tradisi budaya ini, di
antara makanan yang menjadi makanan pokok yang harus ada dalam tradisi ritual
sedekah bumi adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Sedangkan yang lainnya
seperti minuman, buah-buahan dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan saja, tidak
menjadi perioritas yang utama. Dan pada acara akhir, nantinya para petani
biasanya menyisakan nasi, kepala dan ceker ayam, ketiganya dibungkus dan
diletakkan di sudut-sudut petak sawahnya masing-masing.
Dalam puncak acara ritual sedekah bumi di akhiri
dengan melantunkan do’a bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin
oleh tetua adat. Do’a dalam sedekah bumi tersebut umumnya dipimpin oleh tetua
adat atau sesepuh kampung yang sudah sering dan terbiasa memimpin jalannya
ritual tersebut. Ada yang sangat menarik dalam lantunan do’a pada ritual
tersebut. Yang menarik dalam lantunan doa tersebut adalah kolaborasi antara
lantunan kalimat-kalimat Jawa dan yang dipadukan dengan khazanah-khazanah doa
yang bernuansa Islami.
Ritual sedekah bumi yang sudah menjadi rutinitas bagi
masyarakat jawa ini merupakan salah satu jalan dan sebagai simbol penghormatan
manusia terhadap tanah yang menjadi sumber kehidupan. Manurut cerita dari para
nenek moyang orang jawa terdahulu, Tanah itu merupakan pahlawan yang sangat
besar bagi kehidupan manusia di muka bumi. Maka dari itu tanah harus diberi
penghargaan yang layak dan besar. Dan ritual sedekah bumi inilah yang menurut
mereka sebagai salah satu simbol yang paling dominan bagi masyarakat jawa
khususnya para petani dan para nelayan untuk menunjukan rasa cinta kasih sayang
dan sebagai penghargaan manusia atas bumi yang telah memberi kehidupan bagi manusia.
Sehingga dengan begitu maka tanah yang dipijak tidak akan pernah marah seperti
tanah longsor dan banjir dan bisa bersahabat bersandingan dengan masyarakat
yang menempatinya.
Selain itu, Sedekah bumi dalam tradisi masyarakat jawa
juga merupakan salah satu bentuk untuk menuangkan serta mencurahkan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan berkah yang telah diberikannya.
Sehingga seluruh masyarakat jawa bisa menikmatinya. Sedekah bumi pada umumnya
dilakukan sesaat setelah masyarakat yang mayoritas masyarakat agraris menuai
panen raya. Sebab tradisi sedekah bumi hanya berlaku bagi mereka yang
kebanyakan masyarakat agraris dan dalam memenuhi kebutuhannya dengan bercocok
tanam.
Post a Comment for "STUDI ISLAM NUSANTARA SEDEKAH BUMI"