TUGAS INDIVIDU MA’ANI QUR’AN : PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA ILMU MA’ANI DENGAN ILMU DILALAH
TUGAS INDIVIDU
MA’ANI QUR’AN :
PERBEDAAN DAN
PERSAMAAN ANTARA ILMU MA’ANI DENGAN ILMU DILALAH
Oleh :
L.Rosyadi (IQT/IV)
NIM : 1631037
A. PEMABAHASAN
1. Ilmu Ma’ani
Kata ma’ani (معانى) adalah bentuk jamak dari kata ma’na (معنى), secara leksikal kata ma’ani berarti maksud atau arti.
Para ilmu ahli ma’ani mendefinisikannya sebagai pengungkapan melalui ucapan
tentang sesuatu yang ada dalam pikiran atau disebut juga sebagai gambaran dari
pikiran.
Sedangkan menurut istilah, ilmu
ma’ani adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal lafazh atau kata
bahasa arab yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi. Dalam buku
terjemah “Jauharul Maknun” dijelaskan bahwa Ilmu ma’ani adalah “ilmu
yang menjaga jangan sampai mutakalim itu salah dalam menerangkan makna yang
diluar makna yang di kehendaki, itu di sebut ilmu ma’ani”.
Sedangkan menurut Ahmad Al Hasyimi dalam buku “Menyingkap
Rahasia Ilmu Dalam Karya Al Barzanjiy”, dijelaskna bahwa ilmu ma’ani adalah
علم المعاني هو أصول وقواعد
يعرف بها أحوال الكلام العربي التي يكون بها مطابقا لمقتضى الحال.
“Ilmu yang memperlajari tentang bentuk
perkataan bahasa arab yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi.”
Ilmu ma’ani pertama kali di
kembangkan oleh Abd al- Qahir al- Jurzani. Objek kajian ilmu ma’ani adalah
kalimat-kalimat yang berbahasa arab. Tentu ditemukannya ilmu ini bertujuan untuk
mengungkap kemukjizatan al-Qur’an, al-Hadits dan rahasia-rahasia kefasihan
kalimat-kalimat bahasa Arab, baik puisi maupun prosa.
2. Ilmu Dilalah/Dalalah
Ilmu dalalah merupakan salah satu bagian dari tata bahasa yang
meliputi fonolgi, tata bahasa dan semantik. Semantik diartikan sebagai ilmu
bahasa yang mempelajari makna. Dalam bahasa Arab, ilmu dalalah terdiri atas dua
kata yaitu : ilmu dan dalalah. Ilmu yang berarti pengetahuan dan dalalah yang
berarti penunjuk atau makna. Jadi ilmu dalalah menurut bahasa adalah ilmu
pengetahuan tentang makna.
“Dalalah” (دلَالَةٌ) atau “dilalah”
secara umum adalah :
الدلالة هي فهم امر من امر
آخر
“Memahami sesuatu atas sesuatu yang lain”.
Kata sesuatu yang disebutkan pertama disebut ”madlul” (مَدْلُوْلٌ) (yang ditunjuk). Dalam hubunganya dengan hukum, yang disebut madlul itu
adalah “hukum” itu sendiri. Kata sesuatu yang disebut kedua kalinya
disebut “dalil” (دَلِيْلٌ)
(yang menjadi petunjuk). Dalam hubunganya dengan hukum, dalil itu disebut “dalil
hukum”.
Secara terminologis, ‘ilm al-dalalah sebagai salah satu cabang
linguistik(‘ilm-al-lughoh) yang berdiri sendiri yaitu ilmu yang
mempelajari tentang makna suatu bahasa, baik pada tataran mufrodat (kosa-kata)
maupun pada tataran tarakib(struktur). Ahmad
Mukhtar ‘Umar mendefinisikan ‘ilm ad-dalalah sebagai berikut :
دراسة المعنى أو العلم الذي
يدرس المعنى أو ذلك الفرع من علم اللغة الذي يتناول نظرية المعنى أو ذلك الفرع
الذي يدرس الشروط الواجب توافرها فى الرمز حتى يكون قادرا على حمل المعنى
“Kajian tentang makna, atau ilmu yang membahas tentang makna, atau
cabang linguistik yang mengkaji teori makna, atau cabang linguistik yang
mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengungkap lambang-lambang
bunyi sehingga mempunyai makna.”
Dalalah adalah memahami sesuatu dari sesuatu yang lain, sesuatu
yang pertama disebut al-madlul, dan segala sesuatu yang kedua disebut al-dalil
(Petunjuk, penerang atau yang memberi dalil).
B.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
1.
Persamaan
Mempunyai bahasan bidang ilmu yang sama
yaitu berkaitan dengan bahasa/linguistik.
2.
Perbedaan
Untuk lebih memahami perbedaan, perhatikan contoh kalimat berikut :
“Hawanya panas.”
a.
Ditinjau dari segi Ilmu Dilalah, jika kalimat tersebut
diucapkan, mempunyai banyak arti melihat kondisi dan situasi :
1.
Mempunyai arti yang memang hanya memberitahukan bahwa
cuacanya panas.
2.
Mempunyai arti kiasan yang menggambarkan situasi yang
sedang terjadi.
3.
Mempunyai arti ingin dilakukannya sesuatu.
b.
Ditinjau dari segi Ilmu Ma’ani, kalimat tersebut “mengundang”
suatu hal :
-
Mungkin, minta di belikan es jika cuacanya panas.
-
Mungkin, ingin di bukakan jendela, atau dinyalakan
AC/kipas angin jika kalimat tersebut di ucapkan di ruangan yang panas.
Kesimpulannya, bahwa perbedaan antara ilmu ma’ani dan ilmu dilalah adalah
Ilmu Dilalah bertujuan ingin menggambarkan keadaan yang ada tanpa tindak
lanjut. Sedangkan ilmu Ma’ani bentuk tindak lanjut dari ilmu Dilalah.
Post a Comment for "TUGAS INDIVIDU MA’ANI QUR’AN : PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ANTARA ILMU MA’ANI DENGAN ILMU DILALAH"