MAKALAH PROBLEMATIKA DAKWAH TAHUN 2017
PROBLEMATIKA DAKWAH TAHUN 2017
Tujuan Makalah : Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Sejarah Dakwah
Dosen Pembimbing :Drs. H. Hartono, M.Pd.I
Nama Pembuat Makalah
KHOERUL WAFA
PRODI
:
KPI
( KOMUNIKASI
PENYIARAN ISLAM
USHULUDDIN
DAN DAKWAH
IAINU KEBUMEN )
Kata Pengantar
Alkhamdulillah
wasyukrulillah lakhaula walaquwwata illabilillah amma ba’dah, pertama saya
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat allah swt yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada saya, sehingga atas berkat rahmat Nya saya telah bisa menyusun
makalah ini guna memenuhi tugas akhir semeste genap ( UTS ) yang telah
diberikan oleh beliau Bpk. Drs .H. Hartono, M.Pd.I.
Solawat dan salam
senantiasa saya curahkan kepada Nabi agung muhammad dan semoga atas solawat dan
salam ini dapat menjadi perantara datangnya syafaat beliau besok di hari
kiamat.
Tidak lupa saya
ucapkan terimakasih kepada beliau Bpk. Drs. H. Hartono. M. Pd. I yang telah
memberikan tugas kepada saya dan membimbing saya, karena atas bimbimbingannya
itu, saya dapat belajar dan mendapat banyak ilmu dan pengalaman yang telah
beliau berikan kepada saya dan teman-teman, dan saya berharap semoga ilmu dan
bimbingan belia yang telah beliau
berikan kepada saya dan teman-teman beliau dapat dapat bermanfaat.
Dan saya minta maaf
apabila dalam menyusun makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan,untuk
sekalilagi saya ucapkan mohon maaf, dan saya sangat menyarankan kepada anda
para pembaca atas kritik dan sarannya apabila ada kesalahan dan kekurangan saya
dalam menyusun makalah ini dan saya ucapkan terimakasih kepada anda para
pembaca yang telah menyempatkan waktunya untuk membaca dan mempelajari makalah
ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat. . .amin
I.
Gambaran Umum
A. Masyarakat
perkotaan, meliputi:
Ø
Aspek sosial budaya
Ø
Aspek kehidupan ekonomi
Ø
Aspek pengetahuan agama
B. Masyarakat
pedesaan, meliputi:
Ø
Aspek sosial budaya
Ø
Aspek kehidupan ekonomi
Ø
Aspek pengetahuan agama
II.
Fenomena keagamaan dan Da’wah
A. Masyarakat
perkotaan, meliputi:
Ø
Bidang sarana tempat ibadah
Ø
Bidang media da’wah
Ø
Bidang perilaku keagamaan, meliputi:
1. Bersifat
positif “islam rahmatan lil’alamin”
2. Bersifat
negative “kelompok masyarakat muslim” ekslusif, extrim, sempalan, radikal dan
sejenisnya
B. Masyarakat
pedesaan, meliputi:
Ø
Bidang sarana tempat ibadah
Ø
Bidang media da’wah
Ø
Bidang perilaku keagamaan, meliputi:
1. Penekanan
ajaran baru menyentuh pada segi ibadah ritual dan kegiatan seremonial
2. Pelaksanaan
ajaran agama, lebih berorientasi pada kepentingan induvidual, bukan keaktivitas
III.
Mencari akar permasalahan dan solusinya
bagi seorang Da’i/Mubaligh:
A. Perbedaan
pendapat disegala aspek kehidupan manusia sudah menjadi fitrah dan bagi umat
islam sudah ada semenjak masa rasulullah saw
B. Tuntunan
peningkatan pemahaman terhadap ajaran agama dan membentengi dari
penceramah/pengeruhan kemurniaanya, menjadi keniscayaan.
C. Koleksi
ayat ayat al qur’an dan hadits hadits nabi Saw, yang setiap orang tidak dapat
memastikan maksud sebenarnya.
IV.
Penutup
I.
Gambaran Umum
1.
Masyarakat Perkotaan
Kota merupakan
sebuah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiologis
sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang terdapat di wilayah tersebut dengan
kepadatan penduduk yang sangat tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen,
dan corak kehidupan yang materialistik.
Adapun aspek-aspek yang meliputi masyarakat
kota, yaitu :
A. Aspek sosial budaya
Masyarakat perkotaan sering disebut
dengan urban comunity, rata-rata masyarakat perkotaan menekankan kepada sifat
kehidupan yang sangat individualis dan materialistis. Dari segi sosial
masyarakat perkotaan jelas berbeda dengan masyarakat desa, masyarakat kota
lebih mementingkankepentingan sendiri dan fokus kepada segala urusan yang
bersifat individualis. Dan ada sedikit hubungan dengan orang banyak itu
hanyalah semata karena urusan pekerjaan atau bisnis yang sedang di kejar oleh
masyarakat kota , sedangkan dari segi kebudayaan masyarakat kota jelas berbeda
dengan desa, kebudayaan di masyarakat kota seakan sudah musnah dan tak ada
pandangan generasi penerus kebudayaan kota karena sifat masyarakat kota yang sudah
tidak dapat di ubah lagi, yaitu tidak memikirkan kepentingan umum.
B. Aspek kehidupan ekonomi
Dengan sarana dan prasarana yang sudah
memadai sudah jelas keekonomian masyarakat kota sangat bagus, kegiatan ekonomi
masyarakat kota adalah faktor utama berjalannya kegiatan ekonomi masyarakat
desa dan juga sebaliknya. Keekonomian kota sangat tinggi dan juga
perbadingannya sangat tinggi antara yang mampu dan yang tidak mampu.
C. Aspek pengetahuan agama
Mayarakat perkotaan tentulah sangat berbeda dengan
masyarakat pedesaan baik dalam hal ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Agama
adalah suatu kepercayaan yang sangat penting untuk kita miliki, tetapi
dimasyarakat perkotaan agama hanyalah sebuah status tanpa meyakini dan mematuhi
ajaran agama tersebut, itu sebabnya agama di kota sangat minim dan sangat
kurang dibandingkan dengan keagamaan di desa, banyak masyarakat kota yang
sering berpindah-pindah agama karena kepentingan pribadi dan lain sebagainya,
tanpa memikirkan apa akibat dari kelakuannnya itu.
2.
Masyarakat
pedesaan
Desa merupakan sebuah pemukiman
yang terdiri dari beberapa ratus dan beberapa ribu jiwa yang berada di daerah
pedesaan yang merupakah sebuah belahan dari sistem pemerintahan yang berposisi
di bawah kecamatan, dengan pola hidup masyarakat yang masih sederhana.
A.
Aspek sosial
budaya
Masyarakat pedesaan biasaynya masih kental
dengan aspek kebudayaan, tidak seperti masyarakat kota yang sudah keras gaya
hidupnya. Dilihat dari segi sosial masyarakat desa lebih baik dibanding kota,
kemasyarakatan di desa masih sangat baik
dengan banyak kegiatan yang bersifat gotong royong dan kegiatan-kegiatan yang
bersifat kebersamaan, seperti kegiatan rutin yasinan, pengajian,bersih-bersih
desa dan lain sebagainya. Dan jika dilihat darisegi kebudayaan, masyarakat desa
lebih erat dengan tradisi dan budaya asal daerah masing-masing karena
kebudayaan merupakan salah satu yang mereka punya, tapi untuk zaman sekarang
ini kebudayaan desa semakin berkurang akibat efek budaya kota.
B. Aspek
kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat desa sangat
berfariasi, kebanyakat masyarakat desa bergantung kepada alam sekitar seperti
perkebunan, pertanian dan perikanan dengan hasil yang sangat cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan masih banyak kegiatan ekonomi seperti perdagangan,
buruh dan lain sebagainya.
C. Aspek pengetahuan agama
Pengetahuan agama didesa sangatlah baik, dengan
banyaknya tokoh-tokoh agama, pengetahuan keagamaan di desa dapat bertahan dan
berkembang dengan banyaknya kegiatan-kegiatan yang bersifat agamis yang di
selenggarakan oleh masyarakat desa.
II.
Fenomena
keagamaan dan dakwah
A.
Masyarakat perkotaan
1.
Bidang sarana
tempat ibadah
Sarana dan prasarana tempat ibadah
di kota sangatlah memadaidan sesui dengan kehidupan masyarakat perkotaan yang
suka kemewahan dengan kualitas bangunan dan alat-alat yang sangat mendukung,
sarana dan prasarana tempat ibadah di kota sangat mudah dicari dengan adanya
fasilitas-fasilitas di kota seperti plang penunjung sebuah tempat atau arah
yang bertujuan untuk memudahkan kita.
2.
Bidang media da’wah
Di pedesaan
masih jarang yang mengenal dengan kemajuan teknologi modern di zaman sekarang.
Ada namun hanya beberapa, jadi media secara teknologi masih amat tertinggal
namun di desa menggunakan media da’wah yaitu menggunakan dawuh atau perkataan
kyai kyai dengan mengaji langsung di pengajian rutinan. Seperti menggunakan
kitab kitab karya ulama atau yang disebut dengan kitab kuning. Sebernarnya
harus di kembangkan jangan sampai tertinggal teknologi.
3.
Bidang perilaku
keagamaan
Dalam permasalah
keagamaan di pedesaan masih lah kental akan keyakinan nenek moyang namun juga
yakin akan ilmu agama semua tergantung daerah masing masing.
a.
Penekanan
ajaran agama baru menyentuh pada segi ibadah ritual dan kegiatan seremonial,
Di desa sebernanya agak agak mudah dan
agak agak sulit dalam penyentuhan ibadah, dikarenakan masih kebanyakan lebih
percaya akan keyakinnan nenek moyang nya yang dulu dulu. Seperti sesajen,
percaya akan ramalan dan lain lain.
b.
Pelaksaan
ajaran agama, lebih berorientasi pada kepentinhan induvidual, bukan
keaktivitas,
Pelaksaan ajaran ajaran agama di desa
masih agak gimana gitu namun ada yang taat akan ibadah dikarenakan sudah
mengetahui. Ajaran agama di desa itu menggunakan kepercayaan “jerene”. Dalam
masalah kepentingan di desa lebih mengetumakan tidak induvidual tapi bergotong
royong tolong menolong dan lain lain. Dalam keaktivitasan keagamaan itu masih
lah sering dikarekan belum tercemar dengan godaan dunia yang amat dan begitu
fana.
III. Mencari akar permasalahan dan solusinya
bagi seorang Da’i/Mubaligh:
Permasalahan
dalam kehidupan itu selalu ada, bahkan ketika kita wafat atau di kubur sudah
tidak di dunia permasalahan pun masih ada. Untuk menyelesaikan suatu permasalah
kita harus mencari solusi yang baik dan tepat. Dengan melakukan sesuatu supaya
permasalahan itu selesai dengan cepat dan tidak ada halangan yang amat rumit.
a.
Perbedaan
pendapat disegala aspek kehidupan manusia sudah menjadi fitrah dan bagi umat
islam sudah ada semenjak masa rasulullah saw
Manusia itu memiliki akal yang isi dari
akal itu berbeda beda namun ada pula yang sama. Perbedaan itu kan menjadi beda
pendapat antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. Sebagai muslim yang
pandai kita harus memaklumi masalah perbedaan pendapat karena itu lah ilmu
bukan hanya satu saja tapi meluas walaupun beda pendapat kita semua tujuan sama
yaitu ke allah swt. Kalau di zaman nabi suatu permasalahan bisa langsung di
selesaikan dengan cara menanyakan kepada rasulullah saw lalu nabi akan memberi
jawaban. Itu di zaman rasul, punya ssatu sumber yang sudah pasti dan HAQ. Kalau
dizaman sekarang kita harus menanyakan kepada Ulama. Dari ulam ulama ada
perbedaan pendapat dikarekan wawasan dan pengetahuan yang berbeda beda.
b.
Tuntunan
peningkatan pemahaman terhadap ajaran agama dan membentengi dari
penceramah/pengeruhan kemurniaanya, menjadi keniscayaan.
Pemahaman itu amatlah penting terutama
untuk meningkatkan pemahaman ilmu ilmu agama yang satu jalur . dengan cara
mengaji dengan benar selalu istiqomah dalam memahami agama, mencari ilmu juga
sebagai hujjah kita jangan sampai kita tidak bisa membentengi dari penceramah
yang berkedok memurnikan padahal bukan memurnikan tetapi membuat masalah. Di
pertahankan tali persaudaraan yakin akan ilmu agama yang di peroleh dari kyai
melalui jalur sanad ilmu yang jelas sampai kepada rasulullah saw. Jangan mudah
mencap seseorang dengan sesat, bid’ah dan lain lain. Karena itu sangat
membahayakan diri kita.
c.
Koleksi ayat
ayat al qur’an dan hadits hadits nabi Saw, yang setiap orang tidak dapat
memastikan maksud sebenarnya
Seorang
mubaligh atau dai harus mengerti tentang
ayat ayat al quran dan hadits nabi saw. Bukan hanya dari matan nya saja tapi
juga makna dari isi matan tersebut. Supaya orang awam dapat mengerti apa yang
terkandung dalam ayat ayat al quran dan hadits nabi tersebut. Kita kasih tau
dengan cara yang baik jangan sampai kita menyakiti ataupun menyindir orang
orang awam yang tidak tau menau tentang ayat ayat al qurran dan hadits nabi
muhammad saw.
IV.
PENUTUP
Sebagai dai atau mubaligh kita haruslah mengerti
strategi strategi dakwah yang bagaimana supaya orang orang tertarik akan dakwah
kita. Seperti dengan menggunakan media dakwah, tata krama dengan yang lain dan
sebagainya. Dan juga dai atau mubaligh bukan hanya modal omongan saja tetapi dai
atau mubaligh itu harus mengerti ilmu ilmu memahami ilmu ilmu yang akan di
dakwahinnya.
Post a Comment for "MAKALAH PROBLEMATIKA DAKWAH TAHUN 2017"