FIQIH KONTEMPORER. SERTIFIKASI HALAL.
FIQIH KONTEMPORER.
SERTIFIKASI HALAL.
Secara umum, semua bahan makanan dan minuman adalah
halal, kecuali memang yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Seperti
yang telah di nash dalam Al-Qur’an, bahwa Allah telah mengharamkan bangkai, darah,
babi, dab hewan yang disembelih dengan nama selain Allah, yaitu dalam QS.
Al-Baqarah ayat 173:
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةَ وَٱلدَّمَ
وَلَحۡمَ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ بِهِۦ لِغَيۡرِ ٱللَّهِۖ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ
غَيۡرَ بَاغٖ وَلَا عَادٖ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٌ
)١٧٣
(
Artinya :
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut
(nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Adapun hewan-hewan status kehalalannya berubah menjadi
diharamkan oleh Allah adalah hewan-hewan yang mati karena tercekik, terentur,
jatuh ditanduk, diterkam binatang buas, dan yang disembelih untuk berhala.
Seperti firmann-Nya dalam QS. Al-Maidah ayat 3 :
حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ
وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ
وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ
أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن
تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَٰمِۚ ذَٰلِكُمۡ فِسۡقٌۗ ٱلۡيَوۡمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ
كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ
لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِي مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٖ
لِّإِثۡمٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ )٣(
Artinya :
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging
babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk
berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi
nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir
telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Bahan-bahan yang termasuk dalam kategori halal seperti
yang diuraikan diatas, dipersiapkan serta diolah menurut ketentuan halal
menurut syari’at Islam, sehingga produknya dapat diajukan untuk mendapat
Sertifikat Halal MUI. Dengan didapatkannya sertifikat halal pada produk pangan,
obat-obatan serta produk-produk kosmetika akan memeberikan kepastian kehalalan
suatu produk, sehingga para konsumen tidak merasa was-was dalam
mengkonsumsinya.
Pengertian Sertifikat Halal
Sertifikat halal adalah fatwa tertulis MUI yang
menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari’at Islam. Sertifikat
halal ini merupakan syarat untuk mencantumkan label halal.
Sedangkan yang dimaksud produk halal adalah produk yang
memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan syari’at Islam yaitu :
1.
Post a Comment for "FIQIH KONTEMPORER. SERTIFIKASI HALAL."