Hadits Nabi saw Tentang Menuntut Ilmu
Di era sekarang ini dunia pendidikan, sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan munculnya berbagai predikat sekolah, munculnya banyak lembaga bimbingan belajar, tempat kursus, dan lain-lain. Pernahkah kamu berfikir bagaimana pandangan Nabi Muhammad SAW yang hidup kira-kira 1500 tahun yang lampau tentang pendidikan, baik menyangkut tentang kewajiban menuntut ilmu? Kapan dan di mana umat Islam diwajibkan menuntut ilmu. Sebaiknya kita ikuti pembahasan selengkapnya mengenai hadits tentang menuntut ilmu berikut ini.
A.
Hadits Nabi saw
Tentang Menuntut Ilmu
1.
Hadits tentang salah satu Fungsi ilmu
مَنْ
أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ
بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ هُمَا
فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ (رواه الطبراني)
Artinya,’Barangsiapa
yang menginginkan kehidupan dunia, mak ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa
yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang
siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu.” (HR. Thabrani)
2.
Hadits tentang hukum menuntut ilmu
رَوَاهُ
ابْنُ عَبْدُالْبَر)) طَلَبُ اْلعِلْمِ
فَرِيْضِةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
3.
Kewajiban mencari ilmu itu tidak memandang batasan
usia, melainkan seumur hidup. Sabda Nabi SAW
Artinya, “Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai
masuk ke liang lahat”(HR. Muslim)
4.
Menuntut ilmu itu harus mau bersusah payah, karena
ilmu itu harus dicari di mana saja,
sekalipun sangat jauh tempatnya dan banyak rintangannya, seperti sabda
Nabi SAW :
5.
Etika menuntut ilmu
تَعَلَّمُوْاوَعَلِّمُوْاوَتَوَاضَعُوْالِمُعَلِّمِيْكُمْ
وَلَيَلَوْا لِمُعَلِّمِيْكُمْ ( رَواهُ الطَّبْرَانِيْ)
Artinya,”Belajarlah
kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah guru-gurumu, serta
berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu.” (HR Tabrani)
6.
Keutamaan menuntut ilmu
Banyak
hadits Nabi SAW yang mengungkapkan keutamaan / fadhilah menuntut ilmu,
diantaranya sebagai berikut :
a.
Dimohonkan ampun dosanya
oleh semua makhluk
عَنْ أَنَسٍ
رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ
عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، وَإِنَّ طَالِبَ اْلعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ شَيْ
حَتَّى ألْحِيْتَانَ فِي الْبَحْرِ ( رواه ابن عبد الرّحْمَن)
ِArtinya,“Dari Anas
r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda: menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam, karena sesungguhnya semua (makhluk) sampai
binatang-binatang yang ada di laut memohonkan ampun untuk orang yang menuntut
ilmu”. (H.R. Ibnu Abdurrahman)
b. Dimudahkan jalan masuk surga
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا
إِلَى الْجَنَّةِ". (رواه مسلم)
Artinya, “Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah
s.a.w bersabda: Barang siapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut
ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga”. (H.R. Muslim)
c. Digolongkan sebagai orang yang jihad fi sabilillah
مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ الْعِلْمِ
فَهُوَ فِيْ سَبِيْلِ الله حَتَّى يَرْجِعَ ( رَوَاهُ التِّرْمِذِي )
Artinya,” Siapa yang keluar (dari rumah) dalam (keadaan) menuntut
ilmu, maka ia itu termasuk fi sabilillah sampai ia kembali/pulang.” (HR.
Turmudzi)
Arti Kata-kata (mufrodat)
عََنْ
, مِنْ : dari
مَنْ : siapa
أَرَادَ
: menghendaki / menginginkan
فَعَلَيْه : maka wajib atasnya
قَالَ : Ia telah
berkata
طَلَبُ : Menuntut/mencari
اَلْعِلْمُ : Ilmu
itu
تَعَلَّمُوْا : belajarlah kamu semua
وَعَلِّمُوْا : dan
mengajarlah kamu semua
لِمُعَلِّمِيْكُمْ : terhadap guru-gurumu
وَلَيَلَوْا : dan berlaku baiklah kamu semua
فَرِيْضَةٌ : Wajib
عَلَى : atas
كُلِّ : tiap-tiap/ setiap
أَلْمَهْدِ : ayunan
أَلَّلحْدِ : liang lahat
إِنَّ : Sesungguhnya
يَسْتَغْفِرُ
لَهُ : Memohonkan ampun untuknya
كُلُّ شَيْءٍ : Segala sesuatu
حَتىَّ : Hingga/sampai
اَلحِْيْتَانَ : Binatang-binatang
فِي اَلْبَحْر : di dalam laut
سَلَكَ : berjalan
يَلْتَمِسُ : menyentuh
/ mendapatkan
طَرِيْقًا : jalan
سَهَّل الله : maka Allah memudahkan
اَلْجَنَّة : Surga
خَرَجَ : Keluar
حَتَّى : Sehingga
يَرْجِعَ : ia kembali/ ia pulang
B. Penjelasan Hadits
Ilmu itu sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan
ilmu manusia dapat mengetahui segala hal termasuk mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah, sehingga
dengan begitu manusia dapat selalu dekat dengan Sang Maha Penciptanya. Karena dengan
ilmu itu manusia dapat mengetahui kedudukannya di hadapan Allah dan bagaimana ia
harus berbuat. Disamping itu, dengan ilmu pula manusia dapat mengetahui rahasia
- rahasia ciptaan Allah, sehingga ia dapat melaksanakan fungsi- fungsi
kekhalifahannya di bumi, yakni memanfaatkannya untuk kesejahteraan hidup manusia
di dunia dan di akhirat. Karena itu dalam hadits di atas Rasulullah SAW
mengajarkan kepada kita,” jika manusia ingin mendapatkan kehidupan yang baik
di dunia hendaknya diraih dengan ilmu, jika menginginkan kehidupan yang baik di
akhirat hendaknya dengan ilmu, dan jika menginginkan kedua-duanya juga hanya
bisa diraih dengan ilmu.”
Mengingat pentingnya ilmu itu, hadits di atas
menjelaskan bahwa menuntut ilmu sangat diwajibkan bagi setiap orang Islam tanpa
terkecuali, baik laki-laki, perempuan, tua maupun muda. Menuntut ilmu disini
mengandung makna yang sangat luas, yaitu mencari ilmu pengetahuan melalui
proses belajar, baik melalui bimbingan orang lain (guru) maupun secara mandiri
atau otodidak. Belajar secara mandiri dapat dilakukan dengan membaca, mengamati
dan mempelajari suatu ilmu tanpa bantuan orang lain (guru). Tetapi harus
diingat, tidak semua ilmu itu dapat dipelajari secara sendiri. Hal itu di
samping karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki individu itu sendiri
sehingga butuh bantuan orang lain yang lebih ahli, juga dikarenakan adanya ilmu
yang dalam mempelajarinya harus melalui bimbingan guru / mursyid, terutama
dalam belajar membaca Al-qur’an, aqidah dan ubudiyah.
Kewajiban menuntut ilmu bagi setiap umat Islam itu
berlaku sepanjang hayat atau dikenal dengan istilah long life education. Dalam
hadits tersebut, Rasulullah
memerintahkan untuk menuntut ilmu sejak
masih dalam ayunan / buaian (ibu) sampai
ke liang lahat (meninggal). Sehingga hanya kematianlah yang mampu
menghentikan kewajiban seorang muslim dalam menuntut ilmu. Dengan demikian,
dalam menuntut ilmu tidak ada istilah “sudah tua”. Boleh saja pendidikan formal
lewat bangku sekolah atau kuliah telah selesai, tetapi kegiatan belajar kepada
siapapun dan dimanapun harus tetap dilaksanakan hingga akhir hayat, baik di
keluarga, pengajian di masjid, majlis-majlis taklim, dan lain sebagainya.
Sejalan
dengan itu, Islam memang tidak membatasi tempat di mana kita harus mencari ilmu.
Dimanapun keberadaan ilmu, Islam memerintahkan untuk mencarinya, sekalipun
sampai ke negeri Cina sebagaimana ditegaskan dalam hadits di atas, yaitu “ carilah
ilmu meskipun sampai ke negeri Cina”.
Hadits tersebut juga mengisaratkan bahwa menuntut ilmu itu harus mau bersusah
payah. Betapa tidak ? Coba renungkan ! Perjalanan dari Tanah Suci ke Cina saat
itu dapat berlangsung berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, serta banyak
rintangan yang harus dilalui seperti badai gurun pasir, banyaknya penyamun,
sulitnya membawa perbekalan, dan belum lagi sulitnya memenuhi keperluan hidup
selama belajar di rantau, karena saat itu belum ada sarana pengiriman uang
lewat wesel atau tansfer lewat Bank maupun barang lewat kiriman paket seperti
sekarang. Tentu perintah Rasulullah SAW tersebut baru dapat terlaksana bila
yang bersangkutan mempunyai kebulatan niat yang kuat, keuletan yang tinggi, punya
sifat kemandirian, dan kerja keras. Sehingga melalui pesan hadits itu
seolah-olah Rasulullah SAW ingin berpesan
kepada kita semua bahwa belajar itu harus didasari oleh niat yang kuat,
keuletan, kemandirian, dan kerja keras atau mau bersusah payah dan tidak manja.
Karena itu pula dalam hadits di atas Rasululllah SAW menyejajarkan kedudukan orang
yang menuntut ilmu sama dengan orang
yang sedang jihad fisabilillah.
Selain niat yang kuat, ulet, mandiri, dan kerja keras, hal
lain yang tidak boleh dikesampingkan dalam menuntut ilmu adalah hormat dan
berlaku baik kepada guru sebagaimana yang tersebut dalam sabda Rasulullah SAW
di atas. Menurut Imam Az-Zarnuji dalam Kitab “Ta’limul Muta’allim” salah satu penyebab
tidak manfaatnya ilmu yang dimiliki oleh para generasi sekarang adalah kurang
tawadhu’ atau kurang hormatnya siswa kepada guru. Indikasi tidak bermanfaatnya
ilmu itu adalah ilmu yang dimilikinya itu tidak mampu mendekatkannya kepada
Allah dan tidak melahirkan kepatuhan kepada-Nya, bahkan semakin menjauhkannya
dengan Allah, serta tidak dapat mendatangkan kemanfaatan bagi orang banyak,
bahkan sebaliknya acapkali merugikannya. Akibatnya seperti yang dapat kita
lihat di negeri ini, banyak orang pinter yang pada akhir karirnya tidak selamat
akibat olahnya sendiri. Na’udzu billahi min Dzalika. Sebaliknya seorang yang manfaat ilmunya, ia akan memiliki
kemantapan iman serta patuh dan tawadhu' kepada Allah. Firman Allah SWT :
zNn=÷èuÏ9ur úïÏ%©!$#
(#qè?ré& zOù=Ïèø9$# çm¯Rr&
,ysø9$# `ÏB
Îi/¢ (#qãZÏB÷sãsù ¾ÏmÎ/ |MÎ6÷çGsù ¼ã&s! öNßgç/qè=è% 3 ¨bÎ)ur
©!$# Ï$ygs9 tûïÏ%©!$#
(#þqãZtB#uä 4n<Î)
:ÞºuÅÀ 5OÉ)tGó¡B ÇÎÍÈ
Artinya,“Dan agar
orang-orang yg telah diberi ilmu meyakini al-Qur'an itulah yang hak (petunjuk
yang benar) dari Tuhanmu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepada-Nya." (QS.al-Hajj/22: 54).
Hadits di atas juga menerangkan tentang
berbagai keutamaan yang diberikan Allah SWT kepada orang yang mau menuntut ilmu,
diantaranya diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT karena semua makhluk di dunia
ini termasuk semua binatang yang hidup di lautan memohonkan ampun kepadanya, dimudahkan jalan baginya oleh Allah SWT jalan
menuju surga, serta dinaungi dan dimuliakan oleh malaikat dengan mau meletakkan
sayapnya untuk jalan orang yang menuntut ilmu.
Selain itu Allah juga akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi beberapa
derajat daripada orang yang tidak berilmu. Dalam sebuah
hadits disebutkan, bahwa Nabi Muhammad
SAW memberikan perumpaan keutamaan seorang yang alim (berilmu) dengan seorang abid
(ahli ibadah) itu diperumpamakan perbandingannya antara bulan dengan bintang. Perumpamaan Nabi tersebut sangat
masuk akal, sebab seorang yang alim itu memiliki
ilmu yang manfaatnya tidak terbatas hanya bagi dirinya, tetapi juga dapat
dirasakan bagi orang lain, baik melalui
pengajaran yang diberikan atau membaca karya tulisnya. Sedangkan ibadahnya abid
manfaatnya terbatas hanya pada dirinya. Disamping
itu, ilmu pengaruhnya tetap abadi dan lestari selama masih ada orang yang
memanfaatkannya, meskipun sudah beberapa ribu tahun. Seperti temuan para
ilmuwan Muslim pada zaman dahulu hingga sekarang masih terus dimanfaatkan
orang. Berbeda dengan amal ibadah, seperti melakukan shalat, puasa, zakat,
haji, dan sebagainya juga mendapatkan balasan pahala oleh Allah, akan tetapi
semua ini segera berakhir dengan berakhirnya pelaksanaan dan kegiatan sang
pelakunya. Seperti penjelasan hadits Nabi Muhammad yang sudah sangat populer di
kalangan umat Islam, yaitu jika anak
Adam meninggal dunia, semua amalnya terputus kecuali tiga hal: shadaqah jariah,
ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang selalu mendo'akan kedua orang tuanya.
Dalam Al-Qur`an Allah juga berulang-ulang menegaskan akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah juga mengingatkan kepada manusia
untuk berfikir dan merenungkan, apakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.
Ilmu Pengetahuan adalah bekal yang paling berharga bagi manusia untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akherat kelak. Dengan ilmu, manusia dapat mengetahui segala hal, termasuk mengenal kebesaran, kekuasaan Allah, dan kedudukannya di hadapan Allah serta cara mengabdi kepada-Nya, sehingga dapat selalu dekat dengan-Nya. Dapat mengetahui rahasia ciptaan-Nya, sehingga dapat memanfaatkannya untuk kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat. Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan, maka Islam mewajibkan setiap umatnya tanpa terkecuali untuk menuntut ilmu, mulai dari masa kecil sampai meninggal dunia di manapun ilmu itu ada. Sebagai balasan bagi orang-orang yang menuntut ilmu, Allah menempatkan mereka pada posisi yang tinggi dan mulia.
Hendaknya dalam
menuntut ilmu itu didasari untuk mendekatkan diri kepada Allah dan demi
mewujudkan kemaslahatan umat, serta harus dibarengi dengan keuletan,
kemandirian, dan kerja keras. Selain dari itu, agar memperoleh ilmu yang
bermanfaat, sebagai seorang murid harus memiliki rasa hormat ( tawadhu’) kepada
guru dan berlaku baik kepadanya.
Ilmu yang manfaat adalah ilmu yang dapat mendorong pemiliknya untuk
mendekatkan diri kepada Allah serta patuh dan tunduk kepada-Nya, mendatangkan
manfaat dan penerang bagi orang lain, sehingga orang lain dengan kemauannya
sendiri mau membuka hati untuk belajar atau meminta petunjuk/nasehat, serta
dengan sukarela mau mengamalkannya.
Asy Syifa’
binti Abdullah
Guru Wanita pertama dalam Islam
Asy Syifa’ adalah wanita suku Quraisy adl
Adawiyyah, dan masuk Islam pada tahun sebelum hijrah. Dia menikah dengan abu
Hatsman dan dikaruniai seorang anak bernama Sulaiman bin Abu Hatsman. Asy
Syifa’ adalah wanita cerdas, memilki kelebihan yakni sudah pandai membaca dan
menulis pada masa pra-Islam. Dia juga merupakan salah satu tokoh menonjol, dan
dalam dirinya terhimpun keilmuan dan keimanan.
Pada masa jahiliyah, Asy Syifa’ biasa mengobati
orang dengan ruqyah. Setelah masuk Islam dan ketika ikut hijrah bersama
Rasulullah, ia bertanya kepada Nabi tentang boleh tidaknya mengobati
menggunakan ruqyah. Setelah melihat cara Asy Syifa’ mengobati dengan ruqyah,
Nabipun bersabda: ”Obatilah dengan ruqyah itu dan ajarilah Hafshah”
Setelah itulah Asy Syifa
merupakan guru wanita pertama dalam Islam yang mengajarkan selain ruqyah, juga
dalam hal membaca dan menulis. Dengan berbekal ilmu pengetahuan itulah Asy
Syifa’ mendakwahkan ajaran Islam dan memberi nasehat kepada masyarakat. Dan
beliau tidak pernah lelah dalam memperbaiki berbagai kesalahan.
Hadis : segala perkataan, perbuatan dan
penetapan dari Nabi Muhammad saw
Sanad :
orang yang menjadi sandaran keluarnya hadis
Matan : isi kandungan suatu hadis
Rawi :
orang yang meriwayatkan hadis
Hadis Qauli :
hadis yang berisi perkataan Nabi Muhammad saw.
Hadis Fi’li :
hadis yang berisi perbuatan Nabi Muhammad saw.
Sahih : hadis yang baik digunakan sebagai
hujjah
Dhaif : hadis yang lemah
Hadis qudsi :
hadis yang berisi firman Allah
Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c atau d pada jawaban yang paling
tepat !
1.
Kewajiban mencari ilmu dilakukan mulai .....
a.
TK sampai Perguruan Tinggi
b.
Sekolah sampai tamat
c.
Saat masih dalam ayunan
sampai mati
d.
Baligh sampai meninggal
2.
Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri China.
Maksud dari arti hadis tersebut adalah ....
a.
Kita harus mencari ilmu ke China
b.
China merupakan pusat ilmu pengetahuan
c.
Mencari ilmu harus ke negara yang Islam
d.
seberat apapun kita diwajibkan mencari ilmu
3.
Mempelajari ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu
biologi, dan lain-lain, dalam ajaran Islam hukumnya ....
a.
Wajib ’ain
b.
Wajib kifayah
c.
Sunnah muakkad
d.
Sunnah ghairu muakkad
4.
Niat yang dibenarkan menurut ajaran Islam, jika
seseorang mencari ilmu adalah ....
a.
mencari pekerjaan kelak
b.
mencari ilmu semata
c.
mencari ridha Allah
d.
perintah orang tua
5.
Rasulullah SAW mengajarkan jika manusia ingin
menggapai kebahagiaan dunia dan akherat hendaknya dengan ......
a.
Ilmu
b.
Ibadah
c.
Berbakti orang tua
d.
infak
6.
Apa pendapatmu, jika kamu disuruh memilih antara
ilmu dan ibadah ....
a.
Ibadah, karena akan mengantar ke surga
b.
Ibadah, karena sudah praktis
c.
Ilmu, karena ibadah menjadi khusuk
d.
Ilmu, karena dapat mengikuti kehidupan
7.
Manfaat kita diperintahkan mencari ilmu antara
lain, kecuali ....
a.
Menuntun ke dalam ketakwaan
b.
Memotivasi untuk beribadah
c.
Kehidupan kita di dunia terjamin
d.
Melaksanakan tugas khalifah
8.
Tempat yang baik untuk menuntut ilmu adalah ....
a.
Sekolah
b.
Pesantren
c.
Majlis taklim
d.
Semua benar
9.
Allah swt. Mengangkat derajat bagi orang ...
a.
Beriman dan berilmu
b.
Beribadah dan berilmu
c.
Berharta dan beramal
d.
Berinfak dan beramal shaleh
10.
Mencari ilmu diwajibkan bagi orang ...
a.
Orang Islam laki-laki
b.
Orang Islam perempuan
c.
Semua orang
d.
Semua orang Islam
II.
Isilah soal di bawah ini dengan jawaban pendek!
Perhatikan hadis di bawah ini, kemudian jawablah soal-soal di bawahnya!
عَنْ أَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: طَلَبُ اْلعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ،
وَإِنَّ طَالِبُ اْلعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ حَتَّى الْحِيْتَانُ
فِي الْبَحْرِ.(رواه ابن عبد الرحمن)
Arti Hadits ,“Dari Anas r.a. berkata: Rasulullah saw
bersabda: menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap orang Islam, karena
sesungguhnya semua (makhluk) sampai binatang-binatang yang ada di laut
memohonkan ampun untuk orang yang menuntut ilmu.” (H.R. Ibnu Abdurrahman)
1.
Sanad dari hadis di atas adalah ….
2.
Matan dari hadis di atas adalah ....
3.
Dilihat dari jenisnya, hadis di atas termasuk
jenis hadis .....
4.
Hadis di atas diriwayatkan oleh .....
5.
Hukum mencari ilmu bagi anak perempuan adalah .....
III. Pasangkan kalimat di bawah sehingga menjadi benar!
1
|
Sanad
|
A
|
Perbuatan
Nabi
|
|
2
|
Matan
|
B
|
Orang yang meriwayatkan hadis
|
|
3
|
Rawi
|
C
|
Orang yang menjadi sandaran keluarnya hadis
|
|
4
|
Qauli
|
D
|
Isi hadis
|
|
5
|
Fi’li
|
E
|
Perkataan Nabi
|
IV. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
dengan benar!
1.
Mengapa umat Islam diwajibkan menuntut ilmu?
2.
Dimanakah umat Islam dapat menuntut ilmu dengan
baik dan benar?
3.
Kapan umat Islam diwajibkan menuntut ilmu?
4.
Ilmu apa saja yang hukum mencarinya wajib ain?
5.
Jelaskan keutamaan ilmu dibandingkan dengan amal
ibadah!
C. TUGAS/KEGIATAN INDIVIDU
Buatlah cliping baik tulisan atau gambar yang
memuat arti pentingnya menuntut ilmu bagi kehidupan manusia!
D. TUGAS/KEGIATAN KELOMPOK
Buatlah kelompok yang terdiri
dari 4-6 anak, kemudian pilihlah tema yang berkaitan dengan kewajiban menuntut
ilmu, kemudian presentasikan bersama temanmu di depan kelas secara bergantian
kelompok di bawah bimbingan bapak/ibu guru kalian!
Post a Comment for "Hadits Nabi saw Tentang Menuntut Ilmu"